Techtimes Indonesia
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
SaveBox
  • List Bacaan Saya
  • Penulis yang Diikuti
  • Kategori Favorit
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • Apple
  • AI
  • Investasi
Techtimes IndonesiaTechtimes Indonesia
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

WhatsApp di iPad

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techtimes Indonesia! 💡

Kirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Sains

39 Juta Orang Dipredisi Kebal Antibiotik pada 2050, Apa Akibatnya?

Elira V. Kirana
Publikasi: Selasa, 6 Mei 2025
Oleh:
Elira V. Kirana
Tentang:Elira V. Kirana
TechnoScience Enthusiast
Aku senang membuat sains terasa dekat dan menyenangkan. Lewat tulisan, aku ingin mengajakmu melihat bahwa ilmu pengetahuan itu seru dan relevan.
Follow:
- TechnoScience Enthusiast
Share
2 Menit
Kebal antibiotik
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae (ditunjukkan di sini dalam cawan kultur) dan Staphylococcus aureus adalah tiga bakteri teratas yang menyebabkan infeksi fatal yang resistan terhadap obat di seluruh dunia pada tahun 2019.Rodolfo Parulan Jr./Moment/Getty Images
Navigasi Konten
Apa Itu Resistensi atau Kebal Antibiotik?Dampak GlobalProyeksi Masa DepanPenyebab dan Faktor PenyumbangLangkah-langkah Pencegahan

Dalam studi yang sebagian besar didanai oleh pemerintah Inggris, ditemukan bahwa pada tahun 2019, kematian akibat infeksi bakteri yang disebabkan oleh resistensi antibiotik mencapai 1,27 juta orang. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 1,91 juta kematian per tahun pada tahun 2050. Lebih mengkhawatirkan lagi, total kematian akibat kebal antibiotik diperkirakan akan mencapai 39 juta orang dari sekarang hingga tahun 2050. Resistensi ini terjadi ketika virus atau bakteri mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup dari obat-obatan yang seharusnya mematikan mereka.

Apa Itu Resistensi atau Kebal Antibiotik?

Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri atau virus mengalami mutasi yang membuat mereka kebal terhadap obat-obatan yang sebelumnya efektif. Hal ini berarti infeksi yang dulunya mudah diobati dengan antibiotik standar kini menjadi lebih sulit, bahkan tidak mungkin, untuk disembuhkan. Menurut Dr. Maria Svensson, seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Stockholm, “Resistensi antibiotik adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan global saat ini. Jika tidak segera ditangani, kita akan menghadapi era pasca-antibiotik di mana infeksi ringan pun bisa berakibat fatal.”

Baca Juga:  Menembus Benda Padat: Apakah Ghost di MCU Mungkin di Dunia Nyata?

Dampak Global

Studi yang dipublikasikan di jurnal Lancet ini menunjukkan bahwa resistensi antibiotik telah menjadi penyebab utama kematian global pada tahun 2019, mengalahkan penyakit seperti HIV/AIDS dan malaria. Profesor Mohsen Naghavi dari University of Washington, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan, “Kami menemukan bahwa resistensi antimikroba berkontribusi pada 4,95 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2019, termasuk 1,27 juta kematian yang secara langsung disebabkan oleh infeksi bakteri yang resisten.”

Proyeksi Masa Depan

Proyeksi masa depan sangat mengkhawatirkan. Jika tren ini terus berlanjut, jumlah kematian akibat resistensi antibiotik diperkirakan akan mencapai 10 juta per tahun pada tahun 2050. Dr. Clive Finlayson, Direktur Arkeologi Museum Gibraltar, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menambahkan, “Penemuan ini sangat mengkhawatirkan. Kita perlu segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini sebelum menjadi lebih buruk.”

Penyebab dan Faktor Penyumbang

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya resistensi antibiotik. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat adalah salah satu penyebab utama. “Banyak orang masih menggunakan antibiotik tanpa resep dokter atau tidak menyelesaikan seluruh kursus pengobatan, yang memberikan kesempatan bagi bakteri untuk bermutasi dan menjadi resisten,” kata Dr. Svensson.

Baca Juga:  Run For Vision 2025: Ketika Lari Sehat Menjadi Gerakan Sosial

Selain itu, penggunaan antibiotik dalam peternakan juga berperan besar. Antibiotik sering digunakan untuk mempercepat pertumbuhan hewan dan mencegah penyakit, yang dapat menyebabkan bakteri resisten berkembang dan menyebar ke manusia melalui rantai makanan.

Langkah-langkah Pencegahan

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:

  1. Penggunaan Antibiotik yang Bijak: Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan antibiotik hanya dengan resep dokter dan menyelesaikan seluruh kursus pengobatan.
  2. Pengawasan Ketat di Sektor Peternakan: Mengurangi penggunaan antibiotik dalam peternakan dan mencari alternatif lain untuk mencegah penyakit pada hewan.
  3. Penelitian dan Pengembangan: Meningkatkan investasi dalam penelitian untuk menemukan antibiotik baru dan alternatif pengobatan lainnya.
  4. Kebijakan Kesehatan Global: Mendorong kerjasama internasional untuk mengatasi resistensi antibiotik melalui kebijakan dan regulasi yang efektif.

Resistensi antibiotik adalah ancaman serius yang memerlukan perhatian segera. Dengan tindakan yang tepat dan kerjasama global, kita masih memiliki kesempatan untuk mengatasi masalah ini dan mencegah jutaan kematian di masa depan. “Kita harus bertindak sekarang sebelum terlambat,” kata Dr. Naghavi. “Ini adalah tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa generasi mendatang tidak menghadapi ancaman yang sama.”

TAGGED:BakteriKesehatanResistensi AntibiotikSainsVirus
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Tentang:Elira V. Kirana
TechnoScience Enthusiast
Follow:

Aku senang membuat sains terasa dekat dan menyenangkan. Lewat tulisan, aku ingin mengajakmu melihat bahwa ilmu pengetahuan itu seru dan relevan.

Tulisan Sebelumnya 👈 Minta naik gaji Gajimu Kurang? Minta Nambah Aja, Tapi…
👉 Tulisan Selanjutnya Inovasi Layar Ponsel Surya: Masa Depan Pengisian Daya Tanpa Kabel Inovasi Layar Ponsel Surya: Masa Depan Pengisian Daya Tanpa Kabel
- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

WhatsApp di iPad
Teknologi

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android
Teknologi

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur
Kultur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten
Bisnis

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025
Pasokan Listrik Andal
Bisnis

PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal di Pelantikan Bupati Serang 2025–2030

31 Mei 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image

Bacaan Pilihan untuk Kamu

Program Listrik Desa

Program Listrik Desa: PLN Targetkan 780 Ribu Rumah Terlistriki di 2025–2029

Aira Safeeya
Bisnis
31 Mei 2025
Panorama hamparan panel surya ini adalah wujud nyata komitmen PLN dalam RUPTL 2025-2034. Dengan target 76% Energi Baru Terbarukan (EBT), PLN serius mengakselerasi transisi energi hijau di Indonesia.

PLN RUPTL 2025-2034: Terhijau Sepanjang Sejarah dengan 76% EBT, Siap Cetak NZE!

Aira Safeeya
Bisnis
29 Mei 2025
PHK massal

PHK Massal di 2025: Tanda Bahaya dan 5 Skill Wajib Biar Karier Nggak Tamat

Ruddi Nefid
Bisnis Gaya Hidup Insight
28 Mei 2025
RUPTL PLN 2025-2034

PLN RUPTL 2025-2034: Gebrak Investasi Triliunan dan Lahirkan 1,7 Juta Green Jobs

Aira Safeeya
Bisnis
28 Mei 2025
Srikandi Goes to Campus

Srikandi Goes to Campus: Mahasiswa Cerdas Siap Berdaya di Sektor Energi!

Aira Safeeya
Bisnis
28 Mei 2025
Vikram-Indosat-Techtimes Indonesia

Vikram Sinha, Arsitek di Balik Transformasi Indosat Menuju Raksasa AI TechCo

Setiawan Chogah
Insight
28 Mei 2025
dividen indosat

Dividen Indosat Tembus Rp2,7 Triliun, Transformasi AI Dimulai

Aira Safeeya
Bisnis Teknologi
28 Mei 2025
Veo 3 Google Video AI

Canggih Maksimal! Google Veo 3 Siap Ubah Cara Kita Membuat Video

Liora N. Shasmitha
Teknologi
27 Mei 2025
Muat Lagi
Techtimes Indonesia
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techtimes Indonesia hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.