Techtimes Indonesia
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
SaveBox
  • List Bacaan Saya
  • Penulis yang Diikuti
  • Kategori Favorit
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • Apple
  • AI
  • Investasi
Techtimes IndonesiaTechtimes Indonesia
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

WhatsApp di iPad

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techtimes Indonesia! 💡

Kirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Kultur

Wanita Tibet: Fakta Menakjubkan Kehidupan di Ketinggian 4 Ribu Meter

Elira V. Kirana
Publikasi: Selasa, 6 Mei 2025
Oleh:
Elira V. Kirana
Tentang:Elira V. Kirana
TechnoScience Enthusiast
Aku senang membuat sains terasa dekat dan menyenangkan. Lewat tulisan, aku ingin mengajakmu melihat bahwa ilmu pengetahuan itu seru dan relevan.
Follow:
- TechnoScience Enthusiast
Share
3 Menit
wanita tibet
Wanita Tibet telah mengembangkan sifat fisiologis dan genetik yang meningkatkan kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi mereka di Dataran Tinggi Tibet, menunjukkan adaptasi yang luar biasa terhadap kadar oksigen rendah yang meliputi sifat darah yang unik dan varian gen spesifik, EPAS1.
Navigasi Konten
Darah Ajaib di KetinggianPola Makan Super dari HimalayaAktivitas Fisik Sejak Dini: Latihan Terus-MenerusSpiritualitas sebagai Benteng HatiKomunitas yang SolidPendidikan dan Keterampilan: Menyemai Benih di Tanah Beku

Pernahkah kamu membayangkan hidup di tempat setinggi awan, di mana udara begitu tipis hingga terasa seperti bernapas di dalam kapas?

Itulah kehidupan sehari-hari bagi wanita Tibet. Di ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut, mereka bukan hanya bertahan hidup, tapi juga berkembang. Rahasia kekuatan mereka? Bukan hanya semangat juang yang tinggi, tapi juga adaptasi biologis yang luar biasa.

Darah Ajaib di Ketinggian

Kehidupan di ketinggian 4.000 meter menuntut penyesuaian biologis yang signifikan. Wanita di Tibet memiliki lebih banyak sel darah merah, yang membantu mengangkut oksigen lebih efisien ke seluruh tubuh mereka.

Ini adalah hasil dari adaptasi evolusioner yang memungkinkan mereka bertahan dalam kondisi oksigen yang rendah. Paru-paru mereka juga berkembang untuk menangani kadar oksigen yang lebih rendah, meningkatkan kapasitas mereka untuk bernapas dengan efektif di udara tipis.

Tim peneliti Case Western Reserve University, meneliti 417 wanita Tibet berusia antara 46 dan 86 tahun yang tinggal di ketinggian mulai dari ketinggian 3.000 sampai 4.000 meter di Upper Mustang, Nepal, dekat tepi selatan Dataran Tinggi Tibet.

Baca Juga:  'Kisah Tanpa Jeda': Mini Album Perdana Aan Doang Siap Gebrak Industri Musik
wanita tibet
Cynthia Beall

Salah satu temuan paling luar biasa dari penelitian ini adalah wanita dengan anak terbanyak menunjukkan serangkaian karakteristik darah dan jantung yang unik yang memungkinkan pengiriman oksigen yang lebih efisien ke sel-sel mereka.

“Ini adalah kasus seleksi alam yang terus berlanjut,” kata Beall, yang juga Profesor Antropologi Sarah Idell Pyle di universitas tersebut. “Wanita Tibet telah berevolusi dengan cara yang menyeimbangkan kebutuhan oksigen tubuh tanpa membebani jantung.”

Hemoglobin adalah molekul yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen dalam darah. Pada manusia biasa, di ketinggian 4.000 meter, kadar hemoglobin yang lebih tinggi dapat mengimbangi kondisi oksigen yang lebih rendah di udara.

Sementara itu peningkatan hemoglobin dapat mengentalkan darah dan meningkatkan ketegangan pada jantung.

Pada wanita Tibet, kadar hemoglobin masih mendekati rata-rata populasi manusia, namun saturasi oksigen bisa lebih tinggi, tubuh mereka dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhann oksigen tanpa meningkatkan kerja jantung.

Darah wanita tibet
Foto: Sienna R. Craig

Pola Makan Super dari Himalaya

Selain itu, gaya hidup di Tibet juga didukung oleh pola makan yang tinggi kalori. Tsampa, tepung barley panggang yang dicampur dengan mentega dan teh mentega, adalah makanan pokok yang memberikan energi penting.

Kandungan kalori yang tinggi dalam makanan ini membantu mereka menjaga stamina dan kekuatan di lingkungan yang keras. Makanan lain seperti daging yak juga menjadi sumber protein dan nutrisi esensial.

Baca Juga:  Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo
wanita tibet
Desa Langtang terletak di sepanjang rute pendakian Langtang yang populer di Nepal utara. Penduduk desa tersebut merupakan etnis Tibet.

Aktivitas Fisik Sejak Dini: Latihan Terus-Menerus

Wanita di Tibet terbiasa dengan aktivitas fisik yang berat sejak usia dini. Mereka membantu dalam tugas-tugas pertanian, merawat hewan, dan mengumpulkan bahan bakar.

Aktivitas ini tidak hanya membantu dalam bertahan hidup tetapi juga meningkatkan kebugaran fisik mereka. Kapasitas paru-paru mereka diperkuat melalui latihan terus-menerus ini, yang penting untuk hidup di ketinggian dengan oksigen yang tipis.

Spiritualitas sebagai Benteng Hati

Kehidupan di ketinggian tidak hanya soal fisik, tapi juga mental. Wanita Tibet memiliki ikatan spiritual yang sangat kuat. Mereka percaya bahwa alam adalah ibu yang memberi kehidupan, dan mereka harus menghormati dan menjaga alam.

- Advertisement -
Ad imageAd image
wanita tibet
Wanita tua Tibet memutar roda doa di sebuah desa kecil, Mustang Atas. Wilayah Mustang adalah bekas Kerajaan Lo dan sekarang menjadi bagian dari Nepal, di bagian utara-tengah negara itu, berbatasan dengan Republik Rakyat Tiongkok di dataran tinggi Tibet antara provinsi Dolpo dan Manang di Nepal.

Praktik meditasi dan doa menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Spiritualitas ini memberikan mereka kekuatan mental untuk menghadapi segala tantangan hidup.

Komunitas yang Solid

Wanita Tibet hidup dalam komunitas yang sangat erat. Mereka saling membantu dalam segala hal, mulai dari mengurus anak, mengolah lahan, hingga merayakan hari besar. Komunitas ini memberikan rasa aman dan dukungan yang sangat penting, terutama bagi wanita yang hidup di lingkungan yang terisolasi.

Pendidikan dan Keterampilan: Menyemai Benih di Tanah Beku

Meskipun hidup di lingkungan yang terisolasi dan sumber daya terbatas, semangat belajar wanita Tibet tak pernah padam. Mereka dengan tekun mempelajari keterampilan tradisional seperti tenun, pembuatan perhiasan, dan pengobatan herbal.

Baca Juga:  Menembus Benda Padat: Apakah Ghost di MCU Mungkin di Dunia Nyata?

Keterampilan ini tidak hanya menjadi sumber penghasilan, tetapi juga menjaga kelestarian budaya mereka.

wanita tibet
Dua gadis kecil Sherpa sedang mencuci pakaian di desanya, biara Buddha di latar belakang, Taman Nasional Gunung Everest, Nepal. Ini adalah taman nasional tertinggi di dunia, dengan seluruh taman terletak di atas 3.000 m (9.700 kaki). Taman ini mencakup tiga puncak yang tingginya lebih dari 8.000 m, termasuk Gunung Everest. Oleh karena itu, sebagian besar area taman sangat terjal dan curam, dengan medan yang dipotong oleh sungai dan gletser yang dalam. (Foto: Hadynyah)

Namun, wanita Tibet juga merangkul perubahan zaman. Mereka semakin banyak yang mengenyam pendidikan formal, baik di sekolah-sekolah yang ada di desa maupun di kota-kota besar.

Pendidikan ini membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia modern, seperti teknologi informasi dan bahasa asing. Dengan demikian, mereka dapat berkontribusi lebih aktif dalam pembangunan masyarakat mereka.

Pengalaman hidup wanita di Tibet di ketinggian ekstrem ini menawarkan banyak pelajaran untuk dunia. Ketahanan, adaptasi, dan kekuatan komunitas mereka adalah contoh yang menginspirasi. Dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan global lainnya, kebijaksanaan yang diwariskan oleh komunitas ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Kehidupan wanita di ketinggian 4000 meter di Tibet adalah perpaduan antara kekuatan biologis, ketahanan mental, dan kebijaksanaan budaya. Mereka adalah contoh nyata bagaimana manusia dapat beradaptasi dan berkembang bahkan di lingkungan yang paling menantang sekalipun. Menakjubkan, bukan?

TAGGED:TibetWanita Tibet
SOURCES:Case Western Reserve University
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Tentang:Elira V. Kirana
TechnoScience Enthusiast
Follow:

Aku senang membuat sains terasa dekat dan menyenangkan. Lewat tulisan, aku ingin mengajakmu melihat bahwa ilmu pengetahuan itu seru dan relevan.

Tulisan Sebelumnya 👈 General Manager PLN UID Banten, Moch. Andy Adchaminoerdin (Andy Acha), selaku pemberi materi pada kegiatan PLN Mengajar di SMAN 1 Kota Tangerang. PLN Inspirasi Generasi Muda, Bangkitkan Minat pada Listrik
👉 Tulisan Selanjutnya pernikahan beda agama Pernikahan Beda Agama: Rasa dan Tips Biar Tetap Bahagia
Apa Komentarmu? Apa Komentarmu?

Silakan login untuk meninggalkan komentar:

Login dengan Google Login dengan X

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Kamu juga bisa login atau bikin akun di sini.

Komentari lewat Facebook

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

WhatsApp di iPad
Teknologi

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android
Teknologi

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur
Kultur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten
Bisnis

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025
Pasokan Listrik Andal
Bisnis

PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal di Pelantikan Bupati Serang 2025–2030

31 Mei 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image
Techtimes Indonesia
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techtimes Indonesia hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.