Washington DC, Techtimes Indonesia – Dunia sains kembali mencatat sejarah. Sekelompok ilmuwan dari Amerika Serikat berhasil menghidupkan kembali spesies serigala purba legendaris, dire wolf, yang telah punah selama ribuan tahun.
Dengan bantuan teknologi genetik mutakhir, mereka menciptakan tiga anak serigala hasil rekayasa dari DNA fosil yang berusia puluhan ribu tahun.
Kembali dari Kepunahan Lewat Teknologi Genetik
Proyek yang dipimpin oleh perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences ini memanfaatkan dua sampel DNA dari fosil dire wolf berusia masing-masing 13.000 dan 72.000 tahun.
Teknologi penyuntingan genetik CRISPR digunakan untuk menyalin varian DNA khas dire wolf ke dalam genom serigala abu-abu modern.

Setelah melalui delapan kali transfer embrio, lahirlah tiga anak dire wolf—dua jantan dan satu betina—yang kini tinggal di fasilitas konservasi seluas 2.000 hektar.
Pencapaian besar ini adalah yang pertama dari sekian banyak contoh yang akan datang yang menunjukkan bahwa rangkaian teknologi pemusnahan kepunahan menyeluruh kami berhasil,” ujar Ben Lamm, salah satu pendiri dan CEO Colossal.
Kelahiran ini menjadi bukti bahwa proyek “de-extinction” atau penghapusan status kepunahan bukan lagi fiksi ilmiah.
Bahkan, anak-anak serigala tersebut kini tumbuh sehat dan menunjukkan karakteristik genetik khas dire wolf, seperti rahang kuat dan bulu tebal.
Serigala Purba Ini Bukan Klon Biasa
Colossal menegaskan bahwa tujuan mereka bukan menciptakan salinan 100% identik secara genetik, melainkan versi fungsional yang membawa sifat-sifat utama dari dire wolf.
Beth Shapiro, kepala ilmuwan di Colossal, menjelaskan bahwa mereka menargetkan varian gen kunci, termasuk warna mantel dan ketebalan bulu.
“Kami tidak berusaha mengembalikan sesuatu yang 100 persen identik secara genetik dengan spesies lain. Tujuan kami dalam upaya menghilangkan kepunahan adalah untuk membuat salinan fungsional dari spesies yang telah punah,” katanya.
Pengembangan ini juga melibatkan penggunaan sel telur anjing domestik sebagai wadah embrio.
Setiap embrio dikembangkan dari sel yang telah dimodifikasi, lalu ditanamkan ke rahim anjing ras campuran besar sebagai ibu pengganti.
Habitat Aman dan Pemantauan Ketat
Untuk menjaga keselamatan publik dan hewan, ketiga anak serigala purba ditempatkan di lokasi yang dirahasiakan.
Wilayah tersebut dijaga pagar setinggi tiga meter, kamera CCTV, drone, dan personel keamanan.

Colossal menambahkan bahwa fasilitas ini telah mendapat sertifikasi dari American Humane Society dan terdaftar di Departemen Pertanian AS, menegaskan keseriusan dan etika konservasi mereka.
“Kami tidak ingin tiba-tiba memiliki 25 serigala yang mengerikan di tangan kami, bukan? Itu akan sangat sulit untuk dikelola,” ujar Matt James, kepala petugas hewan Colossal.
Saat ini, para dire wolf remaja itu belum menunjukkan perilaku dewasa sepenuhnya. Namun, tim peneliti memperkirakan lonjakan hormon dalam beberapa bulan ke depan akan memunculkan perilaku yang lebih kompleks dan khas predator purba.
Peluang Baru di Dunia Bioteknologi
Proyek ini membuka peluang besar dalam dunia bioteknologi, khususnya dalam konservasi dan pelestarian spesies punah.
Teknologi semacam ini bahkan bisa diterapkan untuk menghidupkan kembali spesies lain yang telah lama hilang, seperti mammoth berbulu atau burung dodo.
Love Dalén, profesor genomika evolusioner dari Universitas Stockholm yang juga penasihat Colossal, mengatakan bahwa genom serigala ini memang didominasi oleh serigala abu-abu, tetapi membawa cukup banyak gen dire wolf untuk menyebutnya “kebangkitan.”