Penulis Korea Selatan, Han Kang, yang baru saja meraih Nobel Sastra 2024, membuat pernyataan mengejutkan dengan menolak mengadakan konferensi pers atau perayaan resmi terkait penghargaan bergengsi tersebut.
Keputusan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan politik dan kekerasan yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah dan beberapa wilayah Asia.
Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui agennya, Han Kang menyatakan bahwa kondisi global saat ini tidak memungkinkan dirinya untuk merayakan penghargaan tersebut secara terbuka. “Saya merasa tidak pantas merayakan kemenangan pribadi ketika begitu banyak nyawa tak bersalah melayang akibat konflik dan kekerasan,” ujar Han Kang dalam keterangan tertulisnya.
Penolakan terhadap Perayaan Publik
Keputusan Han Kang untuk menolak mengadakan konferensi pers langsung menarik perhatian media internasional. Dalam pernyataan resminya, Han menyebutkan bahwa tanggung jawab moral sebagai seniman mengharuskannya untuk bersikap bijak dan sensitif terhadap penderitaan manusia.
Sastra selalu menjadi tempat saya mencari makna di tengah kegelapan. Namun saat ini, merayakan secara publik terasa tidak etis. Saya memilih untuk mendedikasikan penghargaan ini bagi mereka yang sedang berjuang di tengah krisis kemanusiaan.” – Han Kang, 2024
Keputusan ini mendapat tanggapan beragam, dari yang mendukung hingga yang menyayangkan. Beberapa kalangan memuji sikap Han Kang sebagai bentuk solidaritas dengan mereka yang terjebak dalam konflik. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa momen kemenangan seperti ini juga bisa menjadi kesempatan untuk menyuarakan perdamaian di tengah situasi sulit.
Ayahnya, novelis terkenal Han Seung-won, 85, menyampaikan pesannya selama konferensi pers di Sekolah Sastra Han Seung-won di Jangheung, Provinsi Jeolla Selatan.
“Dia mengatakan kepada saya, ‘Dengan perang yang semakin memanas dan banyak orang yang tewas setiap hari, bagaimana kita bisa mengadakan perayaan atau konferensi pers?’ Dia mengatakan tidak akan mengadakan konferensi pers,” katanya. (Sumber: Korea Times)
Han Kang juga melarang ayahnya mengadakan pesta perayaan di sekolah sastra.
Ayahnya berkata, “Saya berencana untuk mengadakan pesta di sini untuk penduduk setempat, tetapi putri saya melarang saya. Ia berkata, ‘Tolong jangan berpesta saat menyaksikan peristiwa tragis ini (merujuk pada dua perang). Akademi Swedia tidak memberi saya penghargaan ini untuk kita nikmati, tetapi agar kita lebih berpikiran jernih.’ Setelah mendengar itu, saya merasa sangat terganggu.”
Konteks Global yang Mempengaruhi Keputusan
Penghargaan Nobel Sastra 2024 datang pada saat dunia sedang menghadapi berbagai krisis politik dan sosial. Han Kang, yang dikenal sering mengangkat tema-tema kekerasan dan trauma dalam karyanya, merasa tergerak untuk merespons situasi tersebut dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang ia junjung dalam karya-karyanya.
Karya saya selalu didorong oleh hasrat untuk memahami rasa sakit, baik secara personal maupun kolektif. Saya tidak bisa memisahkan diri dari rasa tanggung jawab terhadap apa yang terjadi di sekitar saya,” lanjut Han Kang. (Sumber: New York Times)
Sikap Han Kang ini mencerminkan pendiriannya yang teguh terkait dengan isu-isu sosial dan politik global. Sebagai penulis yang sering mengeksplorasi tema kekerasan, penindasan, dan trauma, Han Kang memahami bahwa seni dan politik tidak bisa dipisahkan.
Keputusannya untuk tidak mengadakan perayaan resmi menjadi simbol solidaritas dengan para korban konflik di seluruh dunia.
Dukungan dan Reaksi dari Komunitas Sastra
Keputusan Han Kang mendapat sambutan hangat dari kalangan seniman dan penulis lainnya. Banyak yang menilai bahwa sikap Han Kang menunjukkan integritas dan kedalaman moral sebagai seniman.
Penulis terkenal Inggris, Zadie Smith, dalam sebuah wawancara menyatakan dukungannya terhadap langkah Han Kang.
Ini adalah langkah yang sangat berani dan penuh empati. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakadilan, penulis seperti Han Kang mengingatkan kita bahwa seni sejati tidak hanya berfungsi untuk menghibur, tetapi juga untuk menantang dan menginspirasi.”
Di sisi lain, ada juga kritikan yang muncul dari beberapa pihak yang berpendapat bahwa Han Kang seharusnya menggunakan platform internasional Nobel untuk menyuarakan lebih banyak pesan perdamaian dan solidaritas di hadapan dunia.
Namun, pihak akademi Nobel sendiri menghormati keputusan tersebut, menyatakan bahwa setiap pemenang memiliki hak untuk merespons kemenangan mereka dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.
Pengaruh Penghargaan Nobel pada Karya Han Kang
Han Kang yang dikenal luas melalui novelnya seperti “The Vegetarian” dan “Human Acts”, kerap mengeksplorasi tema-tema kemanusiaan, kekerasan, dan trauma.
Dalam karya-karyanya, ia sering mengangkat konflik internal manusia yang disebabkan oleh kekerasan sistematis dan penindasan. Nobel Sastra yang diraihnya tahun ini memperkuat posisinya sebagai salah satu penulis yang paling vokal dalam menyuarakan masalah-masalah tersebut.
Saya tidak bisa merayakan pencapaian ini ketika begitu banyak orang menderita. Nobel ini, bagi saya, adalah kesempatan untuk terus menulis tentang penderitaan yang tidak terlihat, suara-suara yang terabaikan, dan kekerasan yang tak terdengar,” jelas Han Kang lebih lanjut. (Sumber: The Guardian)
Keputusan Han Kang untuk menolak konferensi pers dan perayaan resmi penghargaan Nobel Sastra 2024 bukan hanya mencerminkan kepekaannya terhadap situasi global, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang selalu ia angkat dalam karyanya.
Di tengah kegemilangan dunia sastra, Han Kang memilih untuk merespons dengan tindakan yang mencerminkan kedalaman moralnya sebagai seniman dan manusia.
Penghargaan Nobel ini, meskipun tanpa selebrasi besar, tetap menjadi simbol penting dari peran sastra sebagai jembatan untuk merenungkan dan merespons dunia di sekitar kita.