Techtimes Indonesia – Tahun 2025 dimulai dengan tekanan ekonomi global yang makin terasa hingga ke level rumah tangga.
Kebijakan tarif imbal balik (retaliatory tariffs) dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu ketegangan perdagangan internasional, terutama dengan China, Uni Eropa, dan negara berkembang.
Menurut laporan CNBC, kebijakan ini mendorong perang dagang jilid baru yang berpotensi mengganggu rantai pasok dunia dan memperlambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Kondisi ini bukan hanya memengaruhi industri besar, tapi juga menghantam para pekerja berpenghasilan rendah—termasuk kamu yang saat ini bekerja dengan upah minimum (UMR).
Saat harga naik, lapangan kerja menyempit, dan ketidakpastian ekonomi terus mengintai, inilah saatnya memperkuat pertahanan finansial pribadi.
Berikut 7 strategi yang bisa kamu terapkan agar tetap survive secara keuangan di tengah krisis global 2025.
Prioritaskan Kesehatan sebagai Investasi Utama
Ketika krisis ekonomi memperlemah sistem kesehatan publik, menjaga tubuh tetap bugar menjadi investasi terbaik. Tak perlu ke gym mahal—cukup dengan olahraga ringan, tidur cukup, dan konsumsi makanan sehat.
Jangan menunggu jatuh sakit karena biaya berobat bisa sangat mahal dan membebani keuanganmu. Kamu bisa simak juga artikel gaya hidup sehat hemat ala generasi muda untuk panduan sederhana.
Tunda Resign, Bertahan Lebih Bijak daripada Nekat
Kondisi lapangan kerja semakin tidak menentu karena banyak perusahaan melakukan efisiensi. Kalau kamu masih punya pekerjaan, itu sudah termasuk privilege.
Tunda rencana resign, kecuali ada opsi kerja baru yang jelas dan stabil. Krisis bukan waktu yang tepat untuk spekulasi karier tanpa rencana matang.
Gaya Hidup Turun, Bukan Kualitas Hidup
Harga barang naik karena efek rantai pasok global yang terganggu. Kamu harus mulai belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan.
Hindari gaya hidup konsumtif demi status sosial digital. Coba cek kategori keuangan kami untuk tips mengatur pengeluaran sehari-hari.
Tambah Penghasilan Tanpa Tinggalkan Pekerjaan Utama
Side hustle adalah salah satu jalan keluar terbaik saat ini. Kamu bisa mulai dari keahlianmu—menulis, desain, jadi admin, atau reseller produk lokal.
Hindari usaha dropship produk luar negeri karena tarif dan biaya impor sedang melonjak akibat kebijakan dagang global.
Baca juga peluang usaha dan UMKM di masa krisis.
Jangan Buang Energi untuk Mengeluh dan Menyalahkan
Krisis ini dipicu oleh dinamika politik dan ekonomi global yang tidak bisa kamu kendalikan. Mengeluh soal pemerintah, sistem, atau industri hanya membuang energi mental.
Lebih baik fokus pada strategi yang bisa kamu kontrol: kelola uang, tambah skill, dan tahan pengeluaran. Menurut IMF, seluruh dunia sedang menghadapi gelombang ketidakpastian baru, jadi kamu tidak sendiri.
Jangan Asal Mulai Bisnis di Masa Krisis
Banyak orang mengira bisnis bisa jadi solusi instan, tapi bisnis juga berisiko tinggi di saat krisis. Hindari bisnis spekulatif seperti trading kripto, investasi tanpa legalitas, atau skema dropship asing.
Jika ingin memulai, fokus pada kebutuhan dasar atau jasa lokal yang tetap dibutuhkan. Simak juga artikel kami seputar startup dan teknologi bisnis untuk panduan lebih lengkap.
Stop Tambah Utang, Fokus Lunasi yang Sudah Ada
Jangan tergoda pinjaman konsumtif, apalagi pinjaman online ilegal. Selesaikan dulu cicilan yang sudah ada, terutama utang berbunga tinggi.
Kondisi krisis bisa membuat bunga naik sewaktu-waktu dan memperburuk kondisi keuanganmu.
Cek tips mengelola utang cerdas untuk generasi Z dan milenial di Techtimes.
Hindari Tanggung Jawab Baru yang Bisa Bikin Kewalahan
Beli rumah, kredit mobil, atau memulai tanggungan besar lainnya sebaiknya ditunda dulu. Jangan memaksakan diri hanya demi pencapaian sosial.
Fokus dulu pada kestabilan keuangan pribadimu. Ingat, kamu harus kuat dulu sebelum bisa bantu orang lain.