Serang, Techtimes Indonesia – Puluhan peserta lintas profesi berkumpul di Rumah Dunia dalam acara Nyenyore & Kado Lebaran yang menghadirkan sesi inspiratif bertema financial freedom, 21/3/2025.
Acara ini menghadirkan Setiawan Chogah, seorang Personal Growth & Financial Storyteller sekaligus Editor in Chief Techtimes Indonesia, sebagai pembicara utama.
Dalam suasana santai namun penuh makna, peserta yang terdiri dari guru, dosen, wirausaha, hingga mahasiswa, mendapatkan wawasan mendalam tentang bagaimana mencapai kebebasan finansial.
Setiawan Chogah membagikan pengalaman dan strategi finansial yang dapat diterapkan oleh berbagai kalangan untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak dan merancang masa depan yang lebih stabil.
“Kebebasan finansial bukan hanya soal memiliki banyak uang, tetapi bagaimana kita mengelola dan memanfaatkannya dengan tepat untuk mencapai kesejahteraan jangka panjang,” ujar Setiawan di hadapan peserta yang antusias menyimak materinya.
Setiawan menyoroti beberapa jebakan finansial yang sering kali menghambat seseorang dalam mencapai financial freedom. Salah satunya adalah terlalu bergantung pada satu sumber penghasilan.
“Di era yang serba dinamis ini, memiliki satu sumber pendapatan saja sangat berisiko. Kita perlu memikirkan alternatif lain agar keuangan tetap stabil meski ada perubahan ekonomi,” jelasnya.
Selain itu, jebakan utang konsumtif juga menjadi penghalang utama dalam mencapai kestabilan finansial.
Menurut Setiawan, banyak orang terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang berujung pada utang kartu kredit atau pinjaman yang tidak produktif.
“Utang bukanlah hal yang buruk jika digunakan untuk hal yang produktif, seperti modal usaha. Namun, jika utang hanya untuk memenuhi gaya hidup, ini bisa menjadi bumerang bagi kondisi finansial kita,” tegasnya.
Hal lain yang sering diabaikan adalah tidak memiliki dana darurat. Ia menjelaskan bahwa dana darurat adalah tameng pertama dalam menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau kondisi medis mendesak.
“Sebelum berpikir tentang investasi, pastikan dulu kita punya dana darurat setidaknya tiga sampai enam kali pengeluaran bulanan,” katanya.
Setiawan juga mengingatkan agar masyarakat tidak terburu-buru berinvestasi hanya karena mengikuti tren atau fenomena FOMO (Fear of Missing Out).
Banyak orang yang tergiur oleh keuntungan cepat dari pasar modal tanpa memahami risikonya.
“Jangan hanya ikut-ikutan. Investasi itu butuh pengetahuan dan perencanaan. Pastikan dulu kondisi keuangan kita sehat sebelum masuk ke dunia investasi,” tambahnya.
Ia menekankan bahwa sebelum memulai investasi, seseorang mesti memiliki fondasi keuangan yang kokoh serta telah memiliki habit surplus terlebih dahulu.
“Jangan sampai investasi justru membuat kita terjebak dalam kesulitan finansial. Mulailah dengan mengatur keuangan pribadi, baru kemudian masuk ke investasi dengan strategi yang matang,” pesannya.
Diskusi berlangsung interaktif dengan banyaknya pertanyaan dan pengalaman yang dibagikan oleh peserta.
Beberapa dari mereka mengungkapkan tantangan finansial yang mereka hadapi serta berdiskusi langsung mengenai solusi yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi masing-masing.
Acara Nyenyore & Kado Lebaran ini tidak hanya menjadi ajang berbagi ilmu, tetapi juga mempererat hubungan antarprofesi dalam suasana penuh kehangatan menjelang bulan suci.
Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan lebih banyak individu yang semakin sadar akan pentingnya literasi finansial dalam kehidupan sehari-hari.