Jakarta, Techtimes Indonesia – Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menunjukkan sinyal perlambatan, dengan laju diperkirakan hanya mencapai 4,80% sepanjang tahun.
Hal ini terungkap dalam survei terbaru Bloomberg terhadap 33 ekonom, yang dirilis pekan lalu.
Pertumbuhan Ekonomi Menurun dari Kuartal ke Kuartal
Setelah mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,87% pada kuartal pertama 2025, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diproyeksikan turun menjadi 4,80% pada kuartal kedua.
Penurunan ini membuat para ekonom menyesuaikan prediksi tahunan, yang sebelumnya berada di kisaran 5%.
Proyeksi ini juga menyebutkan bahwa angka 4,80% kemungkinan besar akan bertahan hingga akhir tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 akan berada di bawah target ideal.
“Proyeksi tersebut memperlihatkan adanya tekanan struktural maupun eksternal yang menahan laju pemulihan ekonomi nasional,” jelas salah satu ekonom yang menjadi responden survei.
Tahun 2026: Ekonomi Belum Sepenuhnya Bangkit
Tantangan ekonomi diperkirakan berlanjut ke tahun depan. Pertumbuhan PDB Indonesia pada 2026 diprediksi hanya naik sedikit menjadi 4,90%, jauh dari ekspektasi sebelumnya sebesar 5,1%.
Menariknya, potensi resesi mulai menjadi perhatian serius. Sebanyak 7 dari 33 responden memperkirakan bahwa dalam 12 bulan ke depan, Indonesia memiliki peluang 10% mengalami resesi.
Ini merupakan angka probabilitas tertinggi sejak survei serupa dilakukan pada Juni 2024.
Risiko Global Masih Membayangi
Ketidakpastian global turut menekan kondisi ekonomi domestik.
Ahmad Mobeen, Senior Economist dari S&P Global Market Intelligence, menjelaskan bahwa efek tarif dagang dari pemerintahan Trump mungkin tak terlalu besar bagi Indonesia, namun dampak tidak langsungnya tetap patut diwaspadai.
“Dampaknya sekitar 0,6% terhadap PDB Indonesia. Namun efek spillover bisa memicu pelemahan kepercayaan investor dan meningkatkan volatilitas pasar keuangan,” ujar Mobeen.
Ia menambahkan, “Kondisi ini bisa mendorong keluarnya arus modal secara lebih masif.”
Suku Bunga dan Inflasi Terkendali
Dalam laporan yang sama, mayoritas ekonom memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) akan turun satu kali menjadi 5,50% pada tahun ini, dari posisi saat ini 5,75%.
Sementara itu, laju inflasi tahunan diproyeksikan tetap stabil di angka 2%, sedikit di bawah proyeksi sebelumnya 2,1%.
Pada tahun 2026, inflasi IHK kemungkinan naik ke 2,6%, berdasarkan prediksi terbaru.
Defisit Fiskal dan Transaksi Berjalan Diperkirakan Melebar
Para ekonom dalam survei Bloomberg juga memproyeksikan defisit APBN terhadap PDB Indonesia akan meningkat menjadi -0,9% pada kuartal II-2025.
Angka ini diperkirakan bertambah lebar di kuartal berikutnya: -1,7% pada kuartal III dan -2,7% di akhir tahun.
Sedangkan untuk transaksi berjalan, defisit diperkirakan mencapai -1% pada kuartal ini dan kemungkinan bertahan hingga kuartal IV.
Silakan login untuk meninggalkan komentar:
Komentari lewat Facebook