Shenzhen, Techtimes Indonesia – Universitas-universitas di seluruh China kini meluncurkan kursus kecerdasan buatan (AI) yang didasarkan pada startup DeepSeek, yang menggali keseimbangan antara “inovasi teknologi dan norma etika”.
Pada bulan Januari, perusahaan ini mengejutkan dunia barat dengan memperkenalkan model AI yang sekuat ChatGPT namun dapat dijalankan dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Kini, Universitas Shenzhen di Provinsi Guangdong Selatan mengonfirmasi bahwa mereka akan meluncurkan kursus kecerdasan buatan berdasarkan DeepSeek yang akan membantu mahasiswa mempelajari teknologi-teknologi utama.
Mahasiswa juga akan mempelajari tentang keamanan, privasi, serta tantangan lain yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan.
Langkah ini diambil seiring dengan upaya pemerintah China untuk mendorong inovasi ilmiah dan teknologi di sekolah dan universitas yang dapat menciptakan sumber-sumber pertumbuhan baru.
“Kursus ini akan mengeksplorasi bagaimana menemukan keseimbangan antara inovasi teknologi dan norma etika,” kata pihak universitas.
Tiga universitas lainnya mengonfirmasi kepada Reuters bahwa DeepSeek akan dimasukkan ke dalam kurikulum mereka, seiring dorongan pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan di sektor teknologi negara tersebut.
Pada hari Senin, Perdana Menteri China, Xi Jinping, mengadakan pertemuan langka dengan para pemimpin teknologi negara tersebut. Ia mendorong mereka untuk menunjukkan bakat mereka dan percaya pada kekuatan model dan pasar China.
Seorang analis mengatakan bahwa pertemuan tersebut mencerminkan kekhawatiran pemerintah China yang merasa tertinggal dari Amerika Serikat dalam hal teknologi.
“Ini adalah pengakuan tersirat bahwa pemerintah China membutuhkan perusahaan sektor swasta untuk persaingan teknologi dengan Amerika Serikat,” kata Christopher Beddor, wakil direktur riset China di Gavekal Dragonomics yang berbasis di Hong Kong.