Bagi sebagian besar mahasiswa, skripsi merupakan tantangan besar dalam kehidupan akademis. Ketika semester akhir sudah di depan mata dan deadline semakin mendekat, pertanyaan seperti ‘Bisa nggak, sih pakai AI buat ngerjain skripsi?’ mungkin muncul di benak banyak mahasiswa.
Di era digital yang semakin canggih, Artificial Intelligence (AI) sudah menjadi alat serbabisa yang dapat membantu berbagai kebutuhan. Tapi, apakah aman menggunakan AI untuk skripsi?
Jawabannya: bisa, tapi dengan trik tertentu supaya tidak ketahuan dosen!

Penggunaan AI memang sangat membantu di berbagai bidang, mulai dari menyusun artikel, mencari referensi, hingga merapikan data.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika kamu ingin menggunakan AI dalam menyusun skripsi agar tetap man dan terhindar dari masalah akademis. Nah, berikut ini lima trik yang wajib kamu coba!
Jangan Terima Jadi dari AI
Kesalahan terbesar yang sering dilakukan banyak mahasiswa adalah langsung menerima hasil dari AI tanpa memeriksanya kembali. AI, seperti ChatGPT, bisa memberikan kamu banyak ide, referensi, atau bahkan draf tulisan, tapi bukan berarti kamu bisa langsung copas hasilnya. AI adalah alat bantu, bukan pengganti kerja kerasmu.
Jika kamu menerima mentah-mentah hasil AI, besar kemungkinan akan ada ketidaksesuaian dengan standar akademis, baik dari segi gaya bahasa, logika, maupun struktur penulisan.
Hal ini tentunya bisa memicu kecurigaan dosen yang menilai skripsimu. Oleh karena itu, gunakan AI untuk membantu, bukan menggantikan. Lakukan editing dan revisi, tambahkan gaya bahasa dan pemikiranmu sendiri supaya tetap sesuai dengan standar akademis.
Perhatikan Plagiarisme
Salah satu kekhawatiran terbesar dalam dunia akademis adalah plagiarisme. Menggunakan AI untuk menyusun skripsi bisa membuatmu secara tidak sengaja menghasilkan konten yang terindikasi plagiat, terutama jika kamu tidak memeriksa ulang hasilnya dengan teliti.
Dosen-dosen biasanya menggunakan alat pendeteksi plagiarisme seperti Turnitin atau Grammarly, sehingga kamu harus berhati-hati.

Solusinya adalah pastikan untuk selalu memeriksa hasil AI melalui alat deteksi plagiarisme. Jangan hanya mengandalkan hasil dari AI, tambahkan kutipan dan referensi yang jelas sesuai dengan standar penulisan ilmiah. Ini penting agar skripsimu tetap orisinal dan tidak bermasalah di kemudian hari.
Jangan Terlalu Bergantung pada AI
Meskipun AI bisa sangat membantu, jangan sampai kamu menjadi terlalu bergantung padanya. Ingat, skripsi adalah hasil karya ilmiah yang mencerminkan pemahamanmu terhadap suatu topik.
Jika kamu terlalu sering mengandalkan AI, bukan hanya akan mengurangi kualitas skripsi, tetapi juga menghambat pemahamanmu terhadap materi yang kamu tulis.
Gunakan AI sebagai alat bantu untuk brainstorming, merapikan ide, atau mencari referensi. Namun, kamu tetap harus melakukan riset mandiri, membaca literatur, dan menyusun argumenmu sendiri.
Ini akan membantu kamu dalam mempertahankan skripsi di hadapan dosen penguji nantinya.
Hindari Membuat Data Palsu
Salah satu godaan terbesar saat menggunakan AI adalah untuk ‘mengarang’ data. Misalnya, AI bisa menghasilkan data fiktif atau statistik yang terlihat meyakinkan, tapi sebenarnya tidak valid. Membuat data palsu tidak hanya melanggar etika akademis, tapi juga bisa membuat skripsimu ditolak mentah-mentah.

Jika kamu memerlukan data untuk skripsi, pastikan kamu mendapatkannya dari sumber yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kamu bisa menggunakan AI untuk membantu menganalisis data, namun jangan sampai menggunakannya untuk membuat data palsu. Kejujuran akademis sangat penting dan bisa memengaruhi kredibilitasmu sebagai peneliti di masa depan.
Periksa Gaya Penulisan
Setiap universitas atau fakultas biasanya memiliki panduan penulisan skripsi yang sangat ketat. Mulai dari tata bahasa, penggunaan istilah akademis, hingga format penulisan.
Sayangnya, hasil tulisan AI sering kali tidak sesuai dengan standar akademis yang ada. Misalnya, AI mungkin menggunakan istilah yang kurang formal atau struktur kalimat yang tidak sesuai.
Oleh karena itu, setelah menggunakan AI, pastikan kamu memeriksa kembali gaya penulisannya. Sesuaikan dengan pedoman penulisan yang berlaku di kampusmu. Selain itu, perhatikan juga konsistensi penggunaan istilah dan format agar skripsimu terlihat lebih profesional dan rapi.
Menggunakan AI untuk membantu menyelesaikan skripsi memang bisa menjadi pilihan yang menguntungkan, terutama di tengah tuntutan akademis yang semakin tinggi.
Namun, kamu harus tetap cerdas dalam menggunakannya. Jangan hanya mengandalkan AI secara penuh, tetap lakukan pengecekan dan revisi, serta pastikan skripsimu orisinal dan sesuai dengan standar akademis.
Dengan mengikuti lima trik di atas, tidak menerima hasil AI mentah-mentah, memeriksa plagiarisme, tidak bergantung penuh pada AI, menghindari data palsu, dan memeriksa gaya penulisan, kamu bisa menggunakan AI dengan aman tanpa ketahuan dosen. Yang terpenting, kamu tetap mendapatkan pengalaman berharga dalam menyusun skripsi, yang nantinya bisa kamu bagikan kepada teman-teman seangkatanmu.
Jadi, berani coba? Jangan lupa, gunakan AI dengan bijak, dan semoga sukses dalam menyelesaikan skripsimu!