Techtimes Indonesia
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
SaveBox
  • List Bacaan Saya
  • Penulis yang Diikuti
  • Kategori Favorit
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • Apple
  • AI
  • Investasi
Techtimes IndonesiaTechtimes Indonesia
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

WhatsApp di iPad

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techtimes Indonesia! 💡

Kirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Gaya Hidup

Influencer Fatigue: Saat Audiens Lelah dan Tak Lagi Percaya Endorse

Fenomena influencer fatigue membuat audiens lelah dengan konten endorse. Simak cara agar tetap relevan sebagai content creator di era sekarang.

Ruddi Nefid
Publikasi: Rabu, 7 Mei 2025
Oleh:
Ruddi Nefid - Marketing Lead at OTCA
Share
3 Menit
influencer fatigue di kalangan Gen Z
Influencer fatigue di kalangan Gen Z.
Navigasi Konten
1. Followers Cerdas, Nggak Bisa Dibodohi Lagi2. Like Banyak, Tapi Nggak Ngaruh ke Penjualan3. Harga Endorse Naik, Hasil Nanggung4. Banjir Influencer, Nggak Lagi Eksklusif5. Konsumen Lebih Pilih Komunitas dan Review Asli6. Strategi Baru Lebih Efektif dan TerukurJadi, Gimana Biar Nggak Kena Influencer Fatigue?Influencer Masih Relevan, Tapi Harus Adaptif

Techtimes Indonesia – Beberapa tahun lalu, jadi influencer itu goals banyak orang. Konten yang estetik, kolaborasi sama brand ternama, dapat produk gratis, plus uang jutaan dari sekali posting.

Tapi sekarang? Banyak brand mulai mikir dua kali buat investasi di influencer marketing. Bukan karena nggak penting, tapi karena… ya, orang-orang sudah mulai muak.

Fenomena ini dikenal dengan istilah influencer fatigue. Istilah ini makin sering dibahas di dunia digital marketing, apalagi di tahun 2025 ini.

Nggak sedikit brand dan audiens mulai merasa capek, bosan, bahkan nggak percaya lagi sama konten yang “terlalu kelihatan jualan”.

Jadi, apa sih sebenarnya yang bikin influencer marketing sudah nggak sekuat dulu?

1. Followers Cerdas, Nggak Bisa Dibodohi Lagi

Dulu, konten endorse bisa kelihatan natural. Sekarang, netizen sudah hafal pola-pola promosi.

Judulnya “rekomendasi jujur”, tapi ternyata isinya skrip dari brand. Mereka bisa bedain mana yang beneran kamu suka, dan mana yang kamu posting karena dibayar.

Baca Juga:  5 Alasan Sinergi PLN dan Ombudsman Banten Tingkatkan Kualitas Layanan Publik

Sekarang, Gen Z makin kritis. Mereka lebih percaya ulasan jujur dari sesama pengguna di Twitter, forum, atau bahkan komentar YouTube.

Jadi kalau kamu content creator yang cuma ngejar cuan dari produk-produk random, siap-siap aja ditinggalin audiens.

2. Like Banyak, Tapi Nggak Ngaruh ke Penjualan

Brand sudah capek lihat angka-angka gede tapi nggak berdampak apa-apa. “Kok views-nya 200K tapi yang beli cuma 3 orang?”

Jangan Lewatkan

Pengusaha muda mencatat keuangan UMKM menggunakan laptop dan buku catatan
Ngatur Waktu, Uang, dan Tim: Seni Bertahan (dan Tumbuh) Buat Pengusaha Muda & UMKM
Tips Konten Kreator Gen Z untuk Instagram dan TikTok
Tips Konten Kreator Gen Z: 7 Ide Harian & Strategi Viral yang Works
Freelancer pria terlihat stres saat bekerja di depan laptop di rumah, menggambarkan tantangan ekonomi global dan pentingnya strategi bertahan bagi pekerja lepas.
7 Tips Bertahan di Masa Sulit: Freelancer & Pekerja Harus Siap!

Banyak konten dari influencer sekarang cuma viral karena lucu atau relatable, tapi nggak bikin orang action. Engagement tinggi, tapi konversi rendah.

Apalagi sekarang algoritma platform makin susah ditebak. Konten kamu nggak selalu nyampe ke semua followers.

Jadi, buat brand, kerja sama dengan influencer makin riskan dan nggak bisa diprediksi hasilnya.

3. Harga Endorse Naik, Hasil Nanggung

Influencer, bahkan yang mikro sekalipun, sekarang sudah pasang rate tinggi. Tapi di sisi lain, brand makin dituntut hemat anggaran.

Akhirnya mereka mikir, “Mending uangnya buat ads yang bisa ditarget langsung ke orang yang niat beli.”

- Advertisement -
Ad imageAd image

Konten dari influencer juga cepat mati—lifetime-nya bisa cuma 2–3 hari. Setelah itu? Tenggelam.

Baca Juga:  PHK Massal di 2025: Tanda Bahaya dan 5 Skill Wajib Biar Karier Nggak Tamat

Jadi kalau kamu cuma ngandelin kerja sama brand tanpa strategi konten jangka panjang, siap-siap jadi usang.

4. Banjir Influencer, Nggak Lagi Eksklusif

Sekarang, semua orang bisa jadi influencer. Tapi justru karena itu, audiens bingung harus percaya siapa.

Apalagi kalau satu produk dipromosiin banyak orang sekaligus, jadi kelihatan kayak spam.

Yang lebih parah? Banyak influencer yang terlalu “multibrand”—hari ini promosi skincare A, besok skincare B yang klaimnya berlawanan.

Audiens pun ngerasa dibohongi. Kredibilitas? Drop.

5. Konsumen Lebih Pilih Komunitas dan Review Asli

Gen Z dan calon pembeli sekarang lebih nyaman dapat info dari komunitas atau review dari pengguna biasa.

Mereka lebih percaya konten real, dari orang-orang yang beneran pakai produk, bukan dari selebgram dengan filter dan pencahayaan sempurna.

Brand pun mulai beralih ke strategi yang lebih autentik: bangun komunitas, bikin user-generated content, dan kasih spotlight ke pelanggan yang puas.

Influencer tetap bisa relevan, tapi bukan lagi bintang utama.

6. Strategi Baru Lebih Efektif dan Terukur

Brand mulai beralih ke:

  • Performance ads yang langsung bisa di-track hasilnya
  • Email marketing buat komunikasi personal
  • SEO dan konten blog yang tahan lama
  • Komunitas loyal yang jadi duta brand tanpa dibayar
Baca Juga:  Srikandi Goes to Campus: Mahasiswa Cerdas Siap Berdaya di Sektor Energi!

Strategi ini lebih hemat, bisa dikontrol, dan ROI-nya jelas. Buat content creator, ini jadi sinyal: kalau kamu cuma ngandelin “jadi influencer”, kamu bisa ketinggalan tren.

Jadi, Gimana Biar Nggak Kena Influencer Fatigue?

Kalau kamu content creator atau baru mulai jadi influencer, penting banget untuk evaluasi caramu membangun brand diri:

  1. Jujur dan transparan. Audiens bisa bedain mana yang niat dan mana yang sekadar formalitas.
  2. Tolak kerja sama yang nggak cocok. Jaga integritas > kejar cuan.
  3. Bangun komunitas, bukan cuma followers. Fokus ke keterlibatan nyata, bukan angka.
  4. Kembangkan personal branding yang kuat dan punya misi. Jangan cuma jadi papan iklan berjalan.
  5. Eksplorasi pendapatan dari banyak sumber. Misalnya: jual produk sendiri, bikin kelas, bikin konten berbayar.

Influencer Masih Relevan, Tapi Harus Adaptif

Influencer marketing belum mati, tapi sudah bukan strategi andalan yang bisa berdiri sendiri.

Buat kamu yang bercita-cita jadi influencer atau content creator, penting banget untuk punya nilai lebih dari sekadar endorsement.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Di era influencer fatigue, hanya kreator yang otentik, adaptif, dan punya koneksi kuat dengan audiens yang bisa bertahan.

Siap bertransformasi?

TAGGED:InfluencerInfluencer FatigueMarketingMedia SosialPersonal Branding
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Tentang:Ruddi Nefid
Marketing Lead at OTCA
Follow:
Saya berpengalaman lebih dari 13 tahun di bidang media production dan creative marketing terutama yang berhubungan dengan branding, konten, performance dan event. Saat ini diamanahi membangun sebuah media informasi studi dan karir dengan Brand OTCA yang berpusat di Jakarta.
Tulisan Sebelumnya 👈 Tips Konten Kreator Gen Z untuk Instagram dan TikTok Tips Konten Kreator Gen Z: 7 Ide Harian & Strategi Viral yang Works
👉 Tulisan Selanjutnya Tarif Trump Ekonomi Indonesia 2025 Tumbuh Melambat 4,80% di Tengah Ketidakpastian Global
Apa Komentarmu? Apa Komentarmu?

Silakan login untuk meninggalkan komentar:

Login dengan Google Login dengan X

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Kamu juga bisa login atau bikin akun di sini.

Komentari lewat Facebook

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

WhatsApp di iPad
Teknologi

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android
Teknologi

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur
Kultur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten
Bisnis

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025
Pasokan Listrik Andal
Bisnis

PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal di Pelantikan Bupati Serang 2025–2030

31 Mei 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image

Bacaan Pilihan untuk Kamu

Program Listrik Desa

Program Listrik Desa: PLN Targetkan 780 Ribu Rumah Terlistriki di 2025–2029

Aira Safeeya
Bisnis
31 Mei 2025
Panorama hamparan panel surya ini adalah wujud nyata komitmen PLN dalam RUPTL 2025-2034. Dengan target 76% Energi Baru Terbarukan (EBT), PLN serius mengakselerasi transisi energi hijau di Indonesia.

PLN RUPTL 2025-2034: Terhijau Sepanjang Sejarah dengan 76% EBT, Siap Cetak NZE!

Aira Safeeya
Bisnis
29 Mei 2025
PHK massal

PHK Massal di 2025: Tanda Bahaya dan 5 Skill Wajib Biar Karier Nggak Tamat

Ruddi Nefid
Bisnis Gaya Hidup Insight
28 Mei 2025
RUPTL PLN 2025-2034

PLN RUPTL 2025-2034: Gebrak Investasi Triliunan dan Lahirkan 1,7 Juta Green Jobs

Aira Safeeya
Bisnis
28 Mei 2025
Srikandi Goes to Campus

Srikandi Goes to Campus: Mahasiswa Cerdas Siap Berdaya di Sektor Energi!

Aira Safeeya
Bisnis
28 Mei 2025
Vikram-Indosat-Techtimes Indonesia

Vikram Sinha, Arsitek di Balik Transformasi Indosat Menuju Raksasa AI TechCo

Setiawan Chogah
Insight
28 Mei 2025
dividen indosat

Dividen Indosat Tembus Rp2,7 Triliun, Transformasi AI Dimulai

Aira Safeeya
Bisnis Teknologi
28 Mei 2025
Veo 3 Google Video AI

Canggih Maksimal! Google Veo 3 Siap Ubah Cara Kita Membuat Video

Liora N. Shasmitha
Teknologi
27 Mei 2025
Muat Lagi
Techtimes Indonesia
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techtimes Indonesia hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.