Techtimes Indonesia
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
SaveBox
  • List Bacaan Saya
  • Penulis yang Diikuti
  • Kategori Favorit
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • Apple
  • AI
  • Investasi
Techtimes IndonesiaTechtimes Indonesia
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

WhatsApp di iPad

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techtimes Indonesia! 💡

Kirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Kultur

Han Kang, Peraih Nobel Sastra 2024, Tolak Konferensi Pers di Tengah Krisis

Publikasi: Selasa, 6 Mei 2025
Oleh:
Arden Gustav
Tentang:Arden Gustav
Cultural Curator Enthusiast
Saya mengeksplorasi budaya yang membentuk perspektif kita. Dari musik, film, hingga tren lokal, saya menulis dengan pendekatan reflektif dan santai.
Follow:
- Cultural Curator Enthusiast
Share
3 Menit
Han Kang
Foto tanpa tanggal yang dirilis oleh kantor berita Yonhap pada 10 Oktober 2024 ini memperlihatkan penulis Korea Selatan Han Kang menyampaikan pidato di sebuah kuliah di Gwangju. (AFP/Yon Hap)
Navigasi Konten
Penolakan terhadap Perayaan PublikKonteks Global yang Mempengaruhi KeputusanDukungan dan Reaksi dari Komunitas SastraPengaruh Penghargaan Nobel pada Karya Han Kang

Penulis Korea Selatan, Han Kang, yang baru saja meraih Nobel Sastra 2024, membuat pernyataan mengejutkan dengan menolak mengadakan konferensi pers atau perayaan resmi terkait penghargaan bergengsi tersebut.

Keputusan ini disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan politik dan kekerasan yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah dan beberapa wilayah Asia.

Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui agennya, Han Kang menyatakan bahwa kondisi global saat ini tidak memungkinkan dirinya untuk merayakan penghargaan tersebut secara terbuka. “Saya merasa tidak pantas merayakan kemenangan pribadi ketika begitu banyak nyawa tak bersalah melayang akibat konflik dan kekerasan,” ujar Han Kang dalam keterangan tertulisnya.

Dengan perang yang semakin memanas dan banyak orang yang tewas setiap hari, bagaimana kita bisa mengadakan perayaan atau konferensi pers?

Han Kang, 2024
Penulis Han Kang selama konferensi pers tahun lalu tentang bukunya "I Do Not Bid Farewell" (2021) yang memenangkan Prix Medicis.
Penulis Han Kang selama konferensi pers tahun lalu tentang bukunya “I Do Not Bid Farewell” (2021) yang memenangkan Prix Medicis.

Penolakan terhadap Perayaan Publik

Keputusan Han Kang untuk menolak mengadakan konferensi pers langsung menarik perhatian media internasional. Dalam pernyataan resminya, Han menyebutkan bahwa tanggung jawab moral sebagai seniman mengharuskannya untuk bersikap bijak dan sensitif terhadap penderitaan manusia.

Jangan Lewatkan

Sisi depan medali Hadiah Nobel untuk Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, dan Sastra.
Daftar Pemenang Nobel 2024: Penghargaan untuk Inovasi, Perdamaian, dan Sastra
Han Kang, peraih Nobel Sastra 2024.
Penulis Korea Han Kang Raih Nobel Sastra 2024, Ini Karya-karya Pentingnya

Sastra selalu menjadi tempat saya mencari makna di tengah kegelapan. Namun saat ini, merayakan secara publik terasa tidak etis. Saya memilih untuk mendedikasikan penghargaan ini bagi mereka yang sedang berjuang di tengah krisis kemanusiaan.” – Han Kang, 2024

Keputusan ini mendapat tanggapan beragam, dari yang mendukung hingga yang menyayangkan. Beberapa kalangan memuji sikap Han Kang sebagai bentuk solidaritas dengan mereka yang terjebak dalam konflik. Sebaliknya, ada yang berpendapat bahwa momen kemenangan seperti ini juga bisa menjadi kesempatan untuk menyuarakan perdamaian di tengah situasi sulit.

Baca Juga:  'Kisah Tanpa Jeda': Mini Album Perdana Aan Doang Siap Gebrak Industri Musik

Ayahnya, novelis terkenal Han Seung-won, 85, menyampaikan pesannya selama konferensi pers di Sekolah Sastra Han Seung-won di Jangheung, Provinsi Jeolla Selatan.

“Dia mengatakan kepada saya, ‘Dengan perang yang semakin memanas dan banyak orang yang tewas setiap hari, bagaimana kita bisa mengadakan perayaan atau konferensi pers?’ Dia mengatakan tidak akan mengadakan konferensi pers,” katanya. (Sumber: Korea Times)

Han Kang juga melarang ayahnya mengadakan pesta perayaan di sekolah sastra.

Ayahnya berkata, “Saya berencana untuk mengadakan pesta di sini untuk penduduk setempat, tetapi putri saya melarang saya. Ia berkata, ‘Tolong jangan berpesta saat menyaksikan peristiwa tragis ini (merujuk pada dua perang). Akademi Swedia tidak memberi saya penghargaan ini untuk kita nikmati, tetapi agar kita lebih berpikiran jernih.’ Setelah mendengar itu, saya merasa sangat terganggu.”

Han Kang,Tolak Konferensi Pers
Novelis Han Seung-won, ayah dari Han Kang, bertemu dengan wartawan di Anyang-myeon, Kabupaten Jangheung, Provinsi Jeolla Selatan, untuk berbagi reaksi putrinya saat memenangkan Hadiah Nobel dalam bidang sastra, Jumat. (koreatimes.co.kr)

Konteks Global yang Mempengaruhi Keputusan

Penghargaan Nobel Sastra 2024 datang pada saat dunia sedang menghadapi berbagai krisis politik dan sosial. Han Kang, yang dikenal sering mengangkat tema-tema kekerasan dan trauma dalam karyanya, merasa tergerak untuk merespons situasi tersebut dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang ia junjung dalam karya-karyanya.

Karya saya selalu didorong oleh hasrat untuk memahami rasa sakit, baik secara personal maupun kolektif. Saya tidak bisa memisahkan diri dari rasa tanggung jawab terhadap apa yang terjadi di sekitar saya,” lanjut Han Kang. (Sumber: New York Times)

Sikap Han Kang ini mencerminkan pendiriannya yang teguh terkait dengan isu-isu sosial dan politik global. Sebagai penulis yang sering mengeksplorasi tema kekerasan, penindasan, dan trauma, Han Kang memahami bahwa seni dan politik tidak bisa dipisahkan.

Baca Juga:  Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

Keputusannya untuk tidak mengadakan perayaan resmi menjadi simbol solidaritas dengan para korban konflik di seluruh dunia.

Dukungan dan Reaksi dari Komunitas Sastra

Keputusan Han Kang mendapat sambutan hangat dari kalangan seniman dan penulis lainnya. Banyak yang menilai bahwa sikap Han Kang menunjukkan integritas dan kedalaman moral sebagai seniman.

Penulis terkenal Inggris, Zadie Smith, dalam sebuah wawancara menyatakan dukungannya terhadap langkah Han Kang.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Ini adalah langkah yang sangat berani dan penuh empati. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakadilan, penulis seperti Han Kang mengingatkan kita bahwa seni sejati tidak hanya berfungsi untuk menghibur, tetapi juga untuk menantang dan menginspirasi.”

Di sisi lain, ada juga kritikan yang muncul dari beberapa pihak yang berpendapat bahwa Han Kang seharusnya menggunakan platform internasional Nobel untuk menyuarakan lebih banyak pesan perdamaian dan solidaritas di hadapan dunia.

Namun, pihak akademi Nobel sendiri menghormati keputusan tersebut, menyatakan bahwa setiap pemenang memiliki hak untuk merespons kemenangan mereka dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

Pengaruh Penghargaan Nobel pada Karya Han Kang

Han Kang yang dikenal luas melalui novelnya seperti “The Vegetarian” dan “Human Acts”, kerap mengeksplorasi tema-tema kemanusiaan, kekerasan, dan trauma.

Baca Juga:  'Kisah Tanpa Jeda': Mini Album Perdana Aan Doang Siap Gebrak Industri Musik
Karya-karya Han Kang, periah novel sastra 2024
Karya-karya Han Kang. Foto: Karen Kao

Dalam karya-karyanya, ia sering mengangkat konflik internal manusia yang disebabkan oleh kekerasan sistematis dan penindasan. Nobel Sastra yang diraihnya tahun ini memperkuat posisinya sebagai salah satu penulis yang paling vokal dalam menyuarakan masalah-masalah tersebut.

Saya tidak bisa merayakan pencapaian ini ketika begitu banyak orang menderita. Nobel ini, bagi saya, adalah kesempatan untuk terus menulis tentang penderitaan yang tidak terlihat, suara-suara yang terabaikan, dan kekerasan yang tak terdengar,” jelas Han Kang lebih lanjut. (Sumber: The Guardian)

Keputusan Han Kang untuk menolak konferensi pers dan perayaan resmi penghargaan Nobel Sastra 2024 bukan hanya mencerminkan kepekaannya terhadap situasi global, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang selalu ia angkat dalam karyanya.

Di tengah kegemilangan dunia sastra, Han Kang memilih untuk merespons dengan tindakan yang mencerminkan kedalaman moralnya sebagai seniman dan manusia.

Penghargaan Nobel ini, meskipun tanpa selebrasi besar, tetap menjadi simbol penting dari peran sastra sebagai jembatan untuk merenungkan dan merespons dunia di sekitar kita.

TAGGED:Han KangNobel SastraNobel Sastra 2024
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Tentang:Arden Gustav
Cultural Curator Enthusiast
Follow:

Saya mengeksplorasi budaya yang membentuk perspektif kita. Dari musik, film, hingga tren lokal, saya menulis dengan pendekatan reflektif dan santai.

Tulisan Sebelumnya 👈 Sisi depan medali Hadiah Nobel untuk Fisika, Kimia, Fisiologi atau Kedokteran, dan Sastra. Daftar Pemenang Nobel 2024: Penghargaan untuk Inovasi, Perdamaian, dan Sastra
👉 Tulisan Selanjutnya Stoikisme Stoikisme: Seni Hidup Tenang ala Filosofi Kuno yang Ramai di TikTok
Apa Komentarmu? Apa Komentarmu?

Silakan login untuk meninggalkan komentar:

Login dengan Google Login dengan X

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Kamu juga bisa login atau bikin akun di sini.

Komentari lewat Facebook

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

WhatsApp di iPad
Teknologi

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android
Teknologi

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur
Kultur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten
Bisnis

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025
Pasokan Listrik Andal
Bisnis

PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal di Pelantikan Bupati Serang 2025–2030

31 Mei 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image
Techtimes Indonesia
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techtimes Indonesia hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.