Gen Z tumbuh dengan ponsel pintar, media sosial, dan platform streaming sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Mereka adalah generasi yang sangat terhubung, dengan akses tak terbatas ke informasi dan interaksi sosial melalui teknologi.
Sebagai akibatnya, mereka cenderung lebih terinformasi tentang isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, dan kesehatan mental.
Namun, Gen Z juga menghadapi tantangan terkait kesehatan mental, yang sebagian besar disebabkan oleh tekanan media sosial, serta ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi global dan tantangan global lainnya. Mereka lebih pragmatis, sangat menghargai keberagaman, dan cenderung lebih memilih keamanan finansial serta stabilitas.
5. Generasi Alpha (2013-2024): Tumbuh dalam Dunia yang Sepenuhnya Digital
Generasi Alpha adalah mereka yang lahir antara 2011 hingga 2024. Mereka merupakan generasi pertama yang sepenuhnya tumbuh dalam dunia yang didominasi oleh teknologi digital, seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, dan perangkat pintar yang terhubung.
Sebagai generasi yang pertama kali mengalami era Internet of Things (IoT), Gen Alpha diperkirakan akan sangat bergantung pada teknologi untuk berinteraksi dengan dunia sekitar mereka.
Dengan berbagai perangkat yang terhubung, mulai dari smart home hingga mobil otonom, mereka akan menjadi lebih terbiasa dengan teknologi yang mengotomatiskan banyak aspek kehidupan.
Sebagai generasi yang sangat melek teknologi, mereka mungkin akan memiliki pendekatan yang lebih fleksibel terhadap pendidikan dan pekerjaan, yang semakin banyak mengandalkan platform digital dan pembelajaran berbasis kecerdasan buatan.
Mark McCrindle, yang pertama kali mengusulkan nama Generasi Alpha, menggambarkan mereka sebagai generasi yang sangat terhubung dan akan memiliki akses ke teknologi canggih lebih dari generasi manapun sebelumnya.
Dengan berbagai kemajuan dalam teknologi seperti AI, augmented reality (AR), dan virtual reality (VR), Gen Alpha diprediksi akan hidup dalam dunia yang sepenuhnya terkoneksi, di mana batas antara dunia fisik dan digital semakin kabur.
6. Generasi Beta (2025-2040): Tumbuh di Dunia yang Dikuasai Internet of Things (IoT) dan Kecerdasan Buatan
Setelah Generasi Alpha, nama yang diperkirakan akan digunakan untuk generasi yang lahir antara 2025 hingga 2040 adalah Generasi Beta.
Mereka akan tumbuh dalam dunia yang semakin tergantung pada Internet of Things (IoT), di mana hampir semua perangkat dan objek di sekitar mereka akan terhubung dengan internet.
Gen Beta kemungkinan besar akan hidup di dunia yang lebih terotomatisasi, dengan robot, kendaraan otonom, dan kecerdasan buatan menjadi bagian sehari-hari.
Sistem yang terhubung akan semakin mempengaruhi kehidupan mereka — dari rumah pintar yang bisa mengatur suhu dan pencahayaan secara otomatis, hingga sistem transportasi yang tidak lagi mengandalkan pengemudi manusia.
Namun, dengan kemajuan teknologi yang pesat juga datang tantangan besar. Gen Beta akan menghadapi masalah baru terkait dengan privasi data, kecerdasan buatan yang semakin cerdas, dan potensi dampak sosial dari kecanggihan teknologi.
Mereka juga akan menghadapi tantangan global yang lebih kompleks, seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, dan kemungkinan revolusi industri baru yang dipicu oleh teknologi.
Setiap nama generasi mencerminkan dunia yang melahirkan mereka dan perjalanan sejarah yang telah mereka jalani.
Dari Baby Boomers hingga Gen Alpha, dan seterusnya dengan Gen Beta, nama-nama ini tidak hanya menggambarkan tahun kelahiran, tetapi juga menggambarkan perubahan besar dalam teknologi, sosial, dan ekonomi yang membentuk cara generasi tersebut tumbuh dan berinteraksi dengan dunia.
Meskipun masih terlalu dini untuk mengetahui secara pasti bagaimana Gen Beta akan berkembang, mereka pasti akan hidup di dunia yang sangat berbeda dari yang kita kenal sekarang — sebuah dunia yang semakin terhubung melalui teknologi dan informasi yang tak terbatas.