Melbourne, Techtimes Indonesia – Dalam perlombaan besar untuk menguasai teknologi yang berpotensi mengubah permainan, ada satu bidang yang kurang mendapat perhatian: komputasi kuantum.
Meskipun sering terabaikan, komputasi kuantum menjadi salah satu fron utama dalam perang teknologi AS-China, sejajar dengan kecerdasan buatan dan semikonduktor.
Pengembangannya adalah rahasia besar di kedua negara, bahkan menjadi bagian dari pembatasan teknologi yang ditempatkan oleh pemerintah AS terhadap China.
Kompleksitas Komputasi Kuantum
Komputasi kuantum adalah topik yang sulit dijelaskan kepada audiens awam, dan hal inilah yang membuatnya jarang diberitakan di media mainstream.
Secara sederhana, komputasi kuantum memungkinkan pemecahan masalah matematika yang sangat kompleks dengan kecepatan luar biasa.
Sebagai contoh, Google baru-baru ini mengklaim bahwa prototipe komputer kuantum mereka, Willow, mampu menyelesaikan komputasi dalam lima menit yang akan membutuhkan waktu sepuluh septillion tahun bagi superkomputer konvensional.
Dampak komputasi kuantum terhadap matematika dan ilmu pengetahuan sangat besar. Namun, manfaatnya masih bersifat teoretis dan terbatas pada bidang yang sulit dipahami oleh orang awam.
Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
Untuk menjembatani kesenjangan ini, PBB telah menetapkan tahun 2025 sebagai Tahun Internasional Ilmu dan Teknologi Kuantum untuk “meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya dan dampak ilmu dan aplikasi kuantum dalam segala aspek kehidupan.”
Walaupun tujuan ini mulia, membuat manfaat teknologi kuantum dapat diakses oleh masyarakat umum masih menjadi tantangan besar.
Namun, beberapa aplikasi telah muncul yang patut mendapat perhatian.
Aplikasi dalam Enkripsi dan Komunikasi
Salah satu aplikasi yang paling signifikan, dan sangat berharga bagi negara-negara besar, adalah potensi komputasi kuantum untuk memecahkan enkripsi.
Saat ini, dibutuhkan sekitar 16 juta tahun bagi superkomputer untuk memecahkan file terenkripsi standar. Namun, komputer kuantum dapat memecahkan enkripsi ini dalam hitungan jam atau hari.
Prospek ini telah mendorong pemerintah AS untuk mengembangkan standar enkripsi tahan kuantum guna menghadapi ancaman yang mungkin muncul.
Di bidang ini, Amerika Serikat masih unggul karena perusahaan swasta seperti IBM dan Google telah mengembangkan komputer kuantum canggih, termasuk Willow dari Google dan IBM Q System One serta Two.
Namun, China semakin mendekati. Pada Desember lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan China mengumumkan peluncuran Tianyan-504, superkomputer yang melampaui ambang batas 500-qubit, ukuran penting dalam kemampuan pemrosesan kuantum.
Komunikasi Kuantum: China Memimpin
Selain enkripsi, satu area penting lain di mana teknologi kuantum berkembang pesat adalah komunikasi kuantum – sebuah bidang di mana China berada di garis depan.
Komunikasi kuantum memungkinkan komunikasi yang sangat cepat dan aman, yang tidak dapat disadap.
Pada tahun 2016, China meluncurkan satelit kuantum pertama, yang memungkinkan komunikasi kuantum aman hingga ribuan kilometer.
Satelit kedua diluncurkan pada 2022, dan satelit ketiga direncanakan pada 2026. Pada Desember 2023, China dan Rusia melakukan uji coba komunikasi kuantum melalui satelit.
Pendekatan Berbeda dalam Penelitian Teknologi Kuantum
China dan Amerika Serikat memiliki pendekatan yang berbeda dalam penelitian teknologi kuantum.
China mengutamakan pengembangan yang dipimpin oleh negara, dengan sebagian besar penelitian dilakukan di laboratorium yang dikelola negara seperti Akademi Ilmu Pengetahuan China atau Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China.
Sebaliknya, AS lebih mengandalkan perusahaan swasta seperti Google, IBM, dan Microsoft, serta startup untuk mengembangkan teknologi ini.
Kedua pendekatan ini memiliki manfaat dan risiko masing-masing. Pendekatan China dapat mendukung perencanaan jangka panjang, terutama dalam mengembangkan dan mengamankan rantai pasokan, tetapi dapat menghambat kompetisi dan inovasi.
Metode AS memacu kompetisi dan keberagaman jalur penelitian, tetapi rentan terhadap keinginan investor dan pemegang saham yang menginginkan keuntungan dari investasi mereka.
Australia: Pemain Baru dalam Perlombaan Kuantum
Salah satu pemain mengejutkan dalam perlombaan kuantum adalah Australia. Pada 2024, startup AS PsiQuantum memulai pembangunan komputer kuantum di Brisbane, didukung oleh lebih dari A$1 miliar (sekitar US$640 juta) yang sebagian besar berasal dari pemerintah Queensland dan federal.
PsiQuantum mengklaim komputer ini akan menjadi yang terbesar dan pertama yang “berguna” dalam komputasi kuantum.
Namun, komputer ini tidak akan memiliki kemampuan untuk memecahkan enkripsi atau melakukan komunikasi kuantum.
Co-founder PsiQuantum, Dr. Pete Shadbolt, menyatakan bahwa ketika selesai, komputer ini akan digunakan untuk kimia komputasi, yang akan membantu menganalisis dan memodelkan bahan kimia pada tingkat atom, mendukung penemuan obat dan ilmu material.
Ambisi kuantum Australia tidak berhenti di proyek ini saja. Strategi Kuantum Nasional yang diluncurkan pada Mei 2023 bertujuan menjadikan Australia sebagai “pemimpin industri kuantum global” pada 2030. Komputer kuantum di Brisbane adalah salah satu dari banyak investasi yang didukung pemerintah untuk mencapai tujuan ini.
Taruhan Besar pada Teknologi Kuantum
Teknologi kuantum adalah bidang yang menumbuhkan rasa antusiasme dan kecemasan.
Ini adalah medan pertempuran utama dalam perlombaan untuk supremasi teknologi, menawarkan potensi keuntungan besar sambil menghadirkan risiko keamanan baru.
Teknologi ini berada di ranah teknologi yang sedang berkembang, selalu berada di ambang terobosan besar.
Australia, China, Amerika Serikat, dan negara-negara lain memasang taruhan besar pada apa yang dapat dicapai oleh teknologi kuantum.
Tahun Internasional Ilmu dan Teknologi Kuantum adalah momen yang tepat untuk menilai dampaknya terhadap kekuatan global dan keamanan.