Techtimes Indonesia
Notifikasi
Kirim Tulisan
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
SaveBox
  • List Bacaan Saya
  • Penulis yang Diikuti
  • Kategori Favorit
  • 🤩 Trending Topik:
  • PLN
  • Personal Finance
  • Keuangan
  • PLN UID Banten
  • Phones/Tablets/Mobile
  • Apple
  • AI
  • Investasi
Techtimes IndonesiaTechtimes Indonesia
Font ResizerAa
  • Indeks
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • InsightNew
Cari
  • Ruang Baca
    • Teknologi
    • Gaya Hidup
    • Bisnis
    • Kultur
    • Keuangan
    • Insight
    • Sains
    • Indeks Berita
  • Tentang Kami
    • Tim Editorial
    • Iklan & Partnership
    • Syarat dan Ketentuan
    • Hubungi Kami
    • Kebijakan Privasi
    • Disclaimer
  • SaveBox
    • Bacaan Disimpan
    • Author Favorit

Terkini

WhatsApp di iPad

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025

Call for Writers 🧑🏻‍💻

Tulis gagasanmu dan menginspirasilah bersama Techtimes Indonesia! 💡

Kirim Tulisan
Punya akun di Techtimes Indonesia? Sign In
Stay Connected
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact
© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.
Insight

Financial Freedom dan Seni Merasa Cukup: Catatan Seorang Pejalan

Apa benar financial freedom sanggup membebaskan seseorang dari rasa takut, atau justru kita malah semakin terperangkap dalam bayangannya?

Setiawan Chogah
Publikasi: Minggu, 27 April 2025
Oleh:
Setiawan Chogah - Editor in Chief
Share
3 Menit
Financial freedom, pada akhirnya, bukanlah sebuah garis akhir yang bisa dicapai sekali seumur hidup. Ia adalah perjalanan batin yang terus berlangsung — sebuah pilihan sadar untuk hidup dengan penuh kelegaan di tengah dunia yang penuh kecemasan.
Financial freedom, pada akhirnya, bukanlah sebuah garis akhir yang bisa dicapai sekali seumur hidup. Ia adalah perjalanan batin yang terus berlangsung — sebuah pilihan sadar untuk hidup dengan penuh kelegaan di tengah dunia yang penuh kecemasan.
Navigasi Konten
Financial Freedom Bukan Soal Berapa BanyakTiga Pilar dalam Perjalanan IniFinancial Freedom: Catatan yang Masih Terus Ditulis

Techtimes Indonesia — Di dunia yang dipenuhi hiruk-pikuk pencapaian, angka, dan simbol status, pernahkah kita bertanya dalam hati: apa benar financial freedom sanggup membebaskan seseorang dari rasa takut, atau justru kita malah semakin terperangkap dalam bayangannya?

Pertanyaan itu berkali-kali mengetuk kesadaran saya. Setiap kali melihat gedung pencakar langit yang megah, setiap kali mendengar cerita tentang orang-orang yang “sukses” secara finansial namun tetap resah dalam hidupnya, saya kembali merenung.

Benarkah semua ini tentang angka semata?

Semakin dalam saya menelusuri, semakin saya merasa bahwa financial freedom bukan tentang jumlah kekayaan.

Ini adalah tentang perasaan merdeka: dari ketakutan, dari keharusan, dan dari bayang-bayang kehilangan yang membelenggu.

Dalam perjalanan ini, saya menemukan satu kebenaran kecil—bahwa menjadi benar-benar bebas adalah sebuah seni, bukan sekadar pencapaian angka.

Financial Freedom Bukan Soal Berapa Banyak

Saya pernah berpikir, bahwa dengan menabung lebih banyak, berinvestasi lebih agresif, atau mendapatkan promosi lebih tinggi, rasa aman itu akan datang dengan sendirinya.

Namun kenyataannya, rasa cukup itu bukan sesuatu yang diberikan oleh angka, melainkan sesuatu yang tumbuh di dalam diri.

Seiring waktu, saya akhirnya harus setuju dengan apa yang pernah dikatakan oleh Epictetus, filsuf dari zaman kuno: “Bukan kekayaan yang membuat kita bebas, melainkan sikap kita terhadap kekayaan.”

Baca Juga:  Kenapa Menabung Saja Tak Cukup? Ini Alasan Kamu Harus Mulai Investasi

Betapa seringnya kita menjadi budak dari keinginan tanpa ujung. Betapa seringnya kita membangun penjara emas untuk diri sendiri—tempat di mana kita tampak berkilau dari luar, tapi kosong dan sesak di dalam.

Orang yang tahu cukup, dia kaya.

Lao Tzu

Tiga Pilar dalam Perjalanan Ini

Jika financial freedom adalah perjalanan, maka saya percaya ada tiga pilar penting yang menopangnya: kesadaran, pengelolaan, dan pembebasan mental.

Tanpa ketiganya, perjalanan ini mudah sekali tersesat.

Jangan Lewatkan
Ternyata Tidak Semua Orang Bisa Kaya, Fakta yang Harus Kamu Tahu

1. Kesadaran Finansial: Mengenal Diri Lewat Uang

Mencatat setiap rupiah yang keluar, bertanya pada diri sendiri sebelum membeli sesuatu, memahami mengapa kita menginginkan sesuatu—semua ini, meski tampak sederhana, perlahan membuka lapisan-lapisan terdalam dari keinginan kita.

Saya pun tersadar, uang hanyalah cermin. Ia memperlihatkan apa yang kita cari: apakah rasa aman, pengakuan, cinta, atau sekadar pelarian dari ketidaknyamanan batin.

financial freedom setiawan chogah
Financial Freedom dan Seni Merasa Cukup: Catatan Seorang Pejalan

Sokrates, dalam kebijaksanaannya yang abadi, pernah berpesan: “Kenalilah dirimu sendiri.”

- Advertisement -
Ad imageAd image

Dan tak ada jalan lebih nyata untuk mengenali diri selain melalui cara kita memperlakukan uang.

2. Pengelolaan dan Investasi: Menanam Benih untuk Masa Depan

Mengelola keuangan tidak selalu soal perhitungan kaku atau strategi investasi yang rumit. Bagi saya, ia adalah bentuk kasih sayang kepada diri sendiri di masa depan.

Baca Juga:  Siapa Masyita Crystallin, Dirjen Baru Stabilitas Sektor Keuangan Kemenkeu?

Setiap tabungan yang ditumbuhkan, setiap investasi yang dipilih dengan bijaksana, adalah sebuah bisikan lembut kepada diri: “Aku peduli padamu. Aku ingin kau tetap tenang nanti, meski dunia di sekelilingmu berubah.”

Saya teringat pada kutipan Warren Buffett yang pernah saya baca dalam sebuah sore hujan: “Seseorang duduk di bawah naungan hari ini karena seseorang menanam pohon sejak lama.”

Setiap keputusan finansial kecil yang bijaksana hari ini, akan menjadi perlindungan tak kasat mata bagi kita di kemudian hari.

Dan dalam setiap upaya untuk bersiap terhadap masa depan, saya belajar arti sabar dan percaya.
Dalam kata-kata Viktor Frankl:

Ketika seseorang menemukan makna dalam penderitaannya, ia mampu bertahan dalam keadaan apapun.

Viktor Frankl

3. Kebebasan Mental: Melepaskan Cengkraman Uang

Bagian tersulit dalam perjalanan ini bukanlah mendapatkan uang, melainkan melepaskan rasa takut kehilangannya. Butuh keberanian untuk berkata, “Saya cukup,” dalam dunia yang terus-menerus berbisik, “Kamu belum cukup.”

Saya mengingat satu ajaran Buddha yang sangat membekas di hati: “Tidak ada api seperti nafsu, tidak ada belenggu seperti keinginan.”

Kita hidup di tengah dunia yang mengagungkan akumulasi. Namun justru dalam membebaskan diri dari kerakusan itulah, pintu sejati menuju kebahagiaan terbuka.

Baca Juga:  PHK Massal di 2025: Tanda Bahaya dan 5 Skill Wajib Biar Karier Nggak Tamat
Jangan Lewatkan
3 Kota Terbaik di Banten untuk Hidup Tenang Saat Pensiun

Dunia akan selalu berbisik bahwa kita kurang. Tapi jalan kebebasan sesungguhnya adalah berani melepaskan.

Seperti puisi kehidupan yang pernah digoreskan Rumi: “Mengapa kamu tetap tinggal dalam sangkar, padahal pintu terbuka lebar?”

Financial Freedom: Catatan yang Masih Terus Ditulis

Financial freedom, pada akhirnya, bukanlah sebuah garis akhir yang bisa dicapai sekali seumur hidup.

Ia adalah perjalanan batin yang terus berlangsung—sebuah pilihan sadar untuk hidup dengan penuh kelegaan di tengah dunia yang penuh kecemasan.

Setiap hari, saya belajar kembali: untuk menghargai yang sedikit, untuk memilih dengan sadar, dan untuk meletakkan beban ekspektasi yang tidak perlu.

Dan semakin lama, saya semakin yakin: financial freedom bukan tentang berapa banyak yang kita genggam.
Tetapi tentang seberapa ringan hati kita dalam berjalan.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Karena pada akhirnya, kekayaan sejati bukan terletak di rekening, melainkan di dalam diri yang merasa cukup.

Dan mungkin, dalam perjalanan ini, kita akan sepakat dengan Henry David Thoreau: “Kekayaan besar bukanlah memiliki banyak, tetapi memiliki sedikit dan menginginkan lebih sedikit.”

Dari hati yang terus belajar tentang rasa cukup,

Setiawan Chogah
Editor in Chief, Techtimes Indonesia

TAGGED:Financial FreedomKeuanganPersonal Finance
Share tulisan ini, yuk!
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Threads Copy link
Tentang:Setiawan Chogah
Editor in Chief
Follow:

Saya menulis tentang pengembangan diri dan keuangan dengan sentuhan reflektif. Lewat cerita dan insight, saya ingin mengajakmu menemukan makna di balik angka dan rutinitas.

Tulisan Sebelumnya 👈 financial freedom 4 Alasan Mengapa Berita Arus Mudik Selalu Disiarkan Lewat Live Report
👉 Tulisan Selanjutnya PLN UID Banten Jaga Keandalan Listrik Idul Fitri PLN UID Banten Jaga Keandalan Listrik Idul Fitri 1446 H di Serang, Komitmen untuk Umat
Apa Komentarmu? Apa Komentarmu?

Silakan login untuk meninggalkan komentar:

Login dengan Google Login dengan X

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Kamu juga bisa login atau bikin akun di sini.

Komentari lewat Facebook

- Advertisement -
Ad imageAd image

Terkini

WhatsApp di iPad
Teknologi

Cara Download WhatsApp di iPad Resmi & Aman – Panduan Lengkap!

31 Mei 2025
Transfer eSIM ke Android
Teknologi

Inovasi Apple 2025, iOS 19 Hadirkan Fitur Transfer eSIM ke Android Tanpa Ribet

31 Mei 2025
borobudur
Kultur

Macron Sentuh Stupa Borobudur, Ini Makna Mitos Kunto Bimo

31 Mei 2025
Penyalaan Listrik Serentak PLN UID Banten
Bisnis

PLN Lakukan Penyalaan Listrik Serentak untuk 1.000 Pelanggan di Banten

31 Mei 2025
Pasokan Listrik Andal
Bisnis

PLN Pastikan Pasokan Listrik Andal di Pelantikan Bupati Serang 2025–2030

31 Mei 2025

Ruang Baca

- Advertisement -
Ad imageAd image

Bacaan Pilihan untuk Kamu

Program Listrik Desa

Program Listrik Desa: PLN Targetkan 780 Ribu Rumah Terlistriki di 2025–2029

Aira Safeeya
Bisnis
31 Mei 2025
Panorama hamparan panel surya ini adalah wujud nyata komitmen PLN dalam RUPTL 2025-2034. Dengan target 76% Energi Baru Terbarukan (EBT), PLN serius mengakselerasi transisi energi hijau di Indonesia.

PLN RUPTL 2025-2034: Terhijau Sepanjang Sejarah dengan 76% EBT, Siap Cetak NZE!

Aira Safeeya
Bisnis
29 Mei 2025
PHK massal

PHK Massal di 2025: Tanda Bahaya dan 5 Skill Wajib Biar Karier Nggak Tamat

Ruddi Nefid
Bisnis Gaya Hidup Insight
28 Mei 2025
RUPTL PLN 2025-2034

PLN RUPTL 2025-2034: Gebrak Investasi Triliunan dan Lahirkan 1,7 Juta Green Jobs

Aira Safeeya
Bisnis
28 Mei 2025
Srikandi Goes to Campus

Srikandi Goes to Campus: Mahasiswa Cerdas Siap Berdaya di Sektor Energi!

Aira Safeeya
Bisnis
28 Mei 2025
Vikram-Indosat-Techtimes Indonesia

Vikram Sinha, Arsitek di Balik Transformasi Indosat Menuju Raksasa AI TechCo

Setiawan Chogah
Insight
28 Mei 2025
dividen indosat

Dividen Indosat Tembus Rp2,7 Triliun, Transformasi AI Dimulai

Aira Safeeya
Bisnis Teknologi
28 Mei 2025
Veo 3 Google Video AI

Canggih Maksimal! Google Veo 3 Siap Ubah Cara Kita Membuat Video

Liora N. Shasmitha
Teknologi
27 Mei 2025
Muat Lagi
Techtimes Indonesia
Facebook X-twitter Instagram Threads Whatsapp

Techtimes Indonesia hadir sebagai media alternatif yang fokus mengabarkan inovasi dan perkembangan terkini di bidang teknologi, bisnis, keuangan, serta tantangan yang kita hadapi setiap hari. Kami menganalisis bagaimana bisnis dan teknologi saling bersinggungan, mempengaruhi, dan memberikan dampak pada berbagai lini kehidupan untuk mewujudkan transformasi budaya di dunia yang semakin saling terhubung ini.

Ad image
  • Tentang Kami
  • Iklan & Partnership
  • Syarat dan Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
  • Jadi PenulisNew
  • Kontak
  • Teknologi
  • Bisnis
  • Keuangan
  • Sains
  • Gaya Hidup
  • Kultur
  • Insight
  • About Us
  • Advertising & Partnership
  • Terms & Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Guest Post
  • Contact

© 2025 Techtimes Indonesia. All rights reserved.