JAKARTA, Techtimes Indonesia – Google mengumumkan peluncuran fitur Google Play Protect dengan Enhanced Fraud Protection di Indonesia untuk meningkatkan keamanan digital.
Fitur ini akan membantu melindungi perangkat pengguna, terutama dari ancaman aplikasi yang diinstal di luar Play Store (sideloading).
Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia
Peluncuran fitur ini merupakan hasil kolaborasi antara Google dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi).
Google berharap inovasi ini akan memberikan perlindungan lebih kuat terhadap ancaman digital yang terus berkembang di Indonesia. Menurut Putri Alam, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, fitur ini telah sukses diuji di berbagai negara dan melindungi lebih dari 10 juta perangkat di seluruh dunia.
Putri Alam mengatakan, “Sekarang kami bangga dapat melindungi warga Indonesia lebih jauh lagi. Pengamanan ketat seperti ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal membangun ketahanan siber jangka panjang untuk Indonesia.”
Kolaborasi untuk Keamanan Perbankan
Google juga telah bekerja sama dengan bank BCA untuk menguji coba Google Play Integrity API guna meningkatkan keamanan aplikasi perbankan di Indonesia.
Selain itu, Vertex AI Google Cloud turut digunakan untuk mendeteksi dan mencegah penyalahgunaan langganan digital, yang dapat mengurangi kerugian hingga miliaran rupiah setiap bulannya.
Menanggulangi Penipuan Pinjol dan Judi Online
Untuk menangani maraknya penipuan pinjaman online (pinjol), Google berkolaborasi dengan Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) melalui program Priority Flaggers.
Program ini memberi akses khusus kepada organisasi untuk melaporkan konten berbahaya atau yang melanggar kebijakan.
Google juga bersama GoPay dan ICT Watch meluncurkan kampanye “Judi Pasti Rugi” dengan mengadakan pelatihan literasi finansial di 10 kota untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online.
Perlindungan Anak di YouTube
Google terus berkomitmen menciptakan lingkungan digital yang aman untuk anak-anak, dengan menerapkan tiga pilar utama dalam perlindungan anak: menyediakan konten yang sesuai usia, menyesuaikan pengalaman platform untuk berbagai kelompok usia, serta mendukung kebiasaan digital yang sehat untuk keluarga.
Putri Alam menambahkan, “Salah satu langkah konkret yang diambil adalah uji coba model perkiraan usia berbasis machine learning, yang sedang diuji di Amerika Serikat sebelum diperkenalkan di Indonesia.”