Pembatasan aktivitas masih berlaku. Pandemi belum juga reda. Saya masih tetap bekerja dari rumah. Kali ini dengan sejumlah proyek pembuatan konten paruh waktu yang saya ambil dari beberapa penawaran yang masuk di DM Instagram dan WhatsApp Business saya. PC Windows rakitan saya mulai kewalahan. Saya butuh komputer yang lebih canggih. Piranti Adobe Photoshop versi terbaru dan Filmora yang terpasang di komputer saya mengajukan persyaratan mutakhir, yang pada akhirnya saya mengambil keputusan–pindah ke MacBook.
Dua tentara baru saya bekerja paripurna. iPhone XR dan MacBook Pro 2018 bekas yang saya beli dari marketplace. Saya semakin berani mengambil lebih banyak pekerjaan. Tidak hanya dari dalam negeri, tapi saya juga mulai memaksa diri saya untuk PD menerima tawaran dari luar negeri.
Permulaan 2022, saya menandatangi kontrak kerja dengan perusahaan sekuritas dari Malaysia. Kesepakatannya, saya harus menyetorkan konten video tiap minggu selama 8 bulan. Empat bulan sebelumnya saya juga menerima tawaran pekerjaan jarak jauh dari Kong Kong dan Surabaya.
Di hari-hari yang berlalu, saya menikmati keterpesonaan saya pada kemampuannya iPhone dan MacBook yang canggih dan desain yang elegan. Saya terkesima saat melihat mereka bisa bekerja sama dengan baik. Layar retina MacBook yang bening dan transfer file dari iPhone yang mulus membuat mood saya membaik hari ke hari.
Seiring berjalannya waktu, rasa penasaran saya kian tumbuh. Saya mulai menyadari keunggulan iPhone yang tak hanya terletak pada desainnya, tetapi juga pada kestabilan sistem operasinya. Aplikasi berjalan dengan lancar, tanpa lag sedikit pun, dan baterai yang tahan lama menjadi tambahan yang tak ternilai. Saya merasa nyaman dan semakin terhubung dengan perangkat ini. Ditambah lagi, fitur-fitur seperti kamera berkualitas tinggi, sistem keamanan yang terjaga, dan integrasi dengan produk Apple lainnya membuat iPhone terasa istimewa dan berbeda dari ponsel-ponsel lainnya.
Waktu terus bergulir, dan keinginan saya untuk lebih banyak merasakan kecanggihan produk Apple semakin membara. Maret 2022, saya memutuskan untuk membeli iPad Pro dengan chip M1 yang dirilis tahun setahun sebelumnya. Tiga bulan kemudian, saya mengganti MacBook Pro 2018 dengan prosesor Intel dengan MacBook Pro M1 Pro keluaran 2021. Awalnya, saya merasa ragu, karena harga yang cukup mahal. Namun, saya meyakinkan diri bahwa investasi ini akan sebanding dengan manfaat yang saya dapatkan. Tak disangka, keputusan ini menjadi salah satu yang terbaik dalam hidup saya. MacBook dengan chip M1 menawarkan pengalaman komputasi yang berbeda. Keyboard yang nyaman, trackpad yang responsif, serta layar retina display yang memanjakan mata. MacBook menjadi sahabat setia saya sehari-hari, dari menulis, mengedit foto, sampai menikmati tayangan Netflix saat saya berhenti menerima pekerjaan. Segala sesuatu terasa lebih mudah dan menyenangkan.
Lihat postingan ini di Instagram