Google menilai langkah Departemen Kehakiman (DOJ) AS untuk memaksanya menjual Chrome sebagai tindakan “ekstrem” yang bertentangan dengan hukum. Perusahaan juga mengingatkan agar pengadilan berhati-hati dalam membuat keputusan yang dapat menghambat inovasi dan investasi di masa depan.
Respon Google terhadap DOJ
Dalam berkas pengadilan yang diajukan Jumat (20/12/2024) malam, Google memberikan tanggapan atas permintaan DOJ. Perusahaan ini juga mengajukan upaya hukum alternatif untuk mengatasi isu persaingan di pasar pencarian daring.
Bulan lalu, DOJ bersama sejumlah negara bagian meminta Hakim Amit Mehta memerintahkan Google menjual peramban web Chrome dan membuat sejumlah perubahan pada bisnisnya. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan persaingan di pasar pencarian.
Fokus pada Kebebasan Peramban
Google menyatakan bahwa upaya hukum seharusnya memberikan kebebasan bagi peramban lain seperti Safari milik Apple untuk bekerja sama dengan mesin pencari pilihan mereka. “Setiap peramban harus memiliki kebebasan melakukan transaksi dengan mesin pencari apa pun yang mereka anggap terbaik bagi pengguna,” tulis Lee-Anne Mulholland, Wakil Presiden Urusan Regulasi Google, dalam sebuah blog resmi.
Alternatif dari Google
Sebagai respons, Google mengusulkan agar pembuat perangkat diberi kebebasan untuk memuat beberapa mesin pencari secara bawaan. Google juga tidak akan mewajibkan penyertaan Chrome atau Google Search jika produsen ingin menggunakan aplikasi lain dari Google.
Proposal ini juga tetap memungkinkan Google untuk berbagi pendapatan dengan peramban pesaing, dengan beberapa pengaturan default yang berbeda pada platform tertentu.
Kasus Persaingan yang Berlanjut
Hakim Amit Mehta sebelumnya memutuskan bahwa Google melanggar hukum dengan membayar Apple dan pihak lainnya untuk menjadi penyedia pencarian default. Berkas pengadilan terbaru dari Google ini adalah tanggapan resmi pertama sejak temuan tersebut.
Perusahaan berencana untuk mengajukan banding, tetapi langkah tersebut baru bisa dilakukan setelah kasus ini selesai. Hakim Mehta telah menjadwalkan persidangan pada April 2025 dan berjanji memberikan keputusan akhir pada Agustus 2025.
Kritik terhadap Upaya DOJ
“Jika DOJ merasa investasi kami di Chrome, pengembangan AI, atau inovasi lainnya adalah antipersaingan, mereka bisa mengajukan kasus terkait. Namun, hal itu tidak dilakukan,” tegas Mulholland dalam pernyataannya.
Google menilai bahwa langkah menjual Chrome tidak sesuai dengan pelanggaran yang ditemukan hakim, yaitu kontrak eksklusif dengan peramban, produsen ponsel pintar, dan operator telekomunikasi. “Upaya hukum yang ekstrem tidak seharusnya disarankan,” tambah perusahaan dalam dokumen resminya.
Juru bicara DOJ menolak memberikan komentar lebih lanjut dan hanya merujuk pada pengajuan kasus yang telah disampaikan sebelumnya.