Jakarta, Techtimes Indonesia – PT PLN (Persero) terus mendorong pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) yang dihasilkan dari pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk berbagai proyek infrastruktur. Sepanjang tahun 2024, PLN telah berhasil memanfaatkan lebih dari 3,4 juta ton FABA dari 47 PLTU yang tersebar di Indonesia.
FABA: Bahan Baku Ramah Lingkungan untuk Berbagai Sektor
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa pemanfaatan FABA tidak hanya memberikan kontribusi pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi.
Hal ini sejalan dengan prinsip-prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).
“FABA dapat dimanfaatkan kembali menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar PLTU,” kata Darmawan.
Detil Pemanfaatan FABA di Berbagai Sektor
Pemanfaatan FABA sepanjang tahun 2024 terbagi dalam enam sektor utama:
- Lapisan pengeras jalan: 1,73 juta ton (50,84%)
- Substitusi semen: 1,24 juta ton (36,24%)
- Bahan baku beton: 227,5 ribu ton (8,13%)
- Beton pracetak (paving, batako, kansteen, U ditch, tetrapod): 92,4 ribu ton (2,71%)
- Material Non Acid Forming: 49,6 ribu ton (1,46%)
- Pembenah tanah: 8 ribu ton (0,24%)
Darmawan optimis bahwa dengan adanya inovasi dan regulasi yang mendukung, pemanfaatan FABA akan terus meningkat dan memberikan manfaat ekonomi, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.
FABA Mendukung UMKM dan Pembangunan Desa
Lebih dari 200 UMKM dan kelompok masyarakat telah memanfaatkan FABA untuk produksi berbagai bahan bangunan. Hal ini juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan memperbaiki infrastruktur di desa.
Contohnya, di Desa Tanah Merah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, FABA digunakan untuk membangun fasilitas umum. Kepala Desa Tanah Merah, Lazarus Dillak, mengapresiasi kontribusi PLN dalam meningkatkan perekonomian desa.
“PLN memberikan bantuan sarana fasilitas umum berupa jalan setapak, tandon air, tempat cuci tangan, dan panggung yang terbuat dari FABA. Harapannya ini dapat menjadi katalisator bagi peningkatan produktivitas dan membuka peluang ekonomi yang lebih luas,” ujarnya.
FABA Dalam Proyek Infrastruktur dan Pertambangan
Pemanfaatan FABA juga terlihat dalam proyek jalan tol IKN, di mana FABA digunakan sebagai bahan campuran pelindung tumbukan kapal (fender) di Jembatan Bentang Panjang Pulau Balang dan proyek duplikasi Jembatan Bentang Pendek Pulau Balang.
Di sektor pertambangan, FABA digunakan untuk menggantikan material Non Acid Forming untuk mencegah pembentukan air asam tambang.
PT Guguk Tinggi Coal (GTC) di Sawahlunto, Sumatera Barat, telah mengaplikasikan FABA dari PLTU Ombilin untuk tujuan ini, dan ke depan, FABA dari PLTU Bukit Asam juga akan dimanfaatkan oleh PT Bukit Asam.
Dampak Positif terhadap Lingkungan
Penggunaan FABA dalam sektor infrastruktur juga memberikan manfaat besar terhadap lingkungan. Penggunaan FABA dalam pembuatan semen Portland Composite Cement (PCC) dan campuran beton berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 325.021 ton CO2e.
Beberapa perusahaan besar, seperti Semen Indonesia, Semen Bosowa, Semen Grobogan, dan Semen Padang, telah memanfaatkan FABA milik PLN sebagai bahan baku semen.
Dengan berbagai langkah ini, PLN terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan ekonomi masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.